Wartakita.id – Indonesia dan Uni Eropa resmi membuka babak baru kerja sama ekonomi pada 23 September 2025, menandatangani Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) di Jakarta. Kesepakatan ini bukan sekadar dokumen, melainkan gerbang strategis untuk membuka pasar senilai Rp100 triliun, mendorong pemulihan pasca-pandemi, dan memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
Menjelajahi Peluang Rp100 Triliun Melalui CEPA
Perjanjian CEPA Indonesia-Uni Eropa, yang telah dinegosiasikan selama lima tahun, akhirnya terwujud pada 23 September 2025 di Jakarta. Penandatanganan ini dilakukan oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia dan Komisioner Perdagangan Uni Eropa, menandai tonggak sejarah penting bagi kedua belah pihak.
Inti dari kesepakatan ini adalah pemberian akses pasar bebas bea untuk sekitar 90% produk. Hal ini akan secara signifikan memudahkan pelaku usaha Indonesia untuk mengekspor produknya ke pasar Uni Eropa yang luas dan potensial. Dampak positifnya diperkirakan akan sangat terasa, membuka peluang ekspor senilai Rp100 triliun.
Dorongan untuk Hilirisasi dan Ekonomi Hijau
Lebih dari sekadar peningkatan volume ekspor, CEPA Indonesia-EU juga dirancang untuk mendorong agenda hilirisasi industri dalam negeri. Dengan terbukanya akses pasar, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk-produk ekspornya, terutama yang berbasis sumber daya alam seperti nikel. Laporan awal menunjukkan potensi kenaikan ekspor nikel hingga 20%.
Selain itu, perjanjian ini juga selaras dengan tren global menuju ekonomi hijau. Uni Eropa, sebagai salah satu pemain utama dalam isu keberlanjutan, akan mendorong praktik-praktik ramah lingkungan dalam rantai pasok. Ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk bertransformasi menuju industri yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Dampak Nyata: Lapangan Kerja dan Globalisasi yang Menguntungkan
Perluasan akses pasar dan peningkatan aktivitas ekspor tentu akan berimbas pada penciptaan lapangan kerja baru. Proyeksi menunjukkan bahwa perjanjian CEPA ini dapat membuka sekitar 500 ribu lapangan kerja baru di berbagai sektor.
Peristiwa ini menegaskan bahwa di tengah dinamika globalisasi yang terus berubah, kerja sama ekonomi yang strategis seperti CEPA Indonesia-EU dapat memberikan keuntungan nyata bagi negara berkembang. Ini adalah bukti bahwa globalisasi, ketika dikelola dengan baik, dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Apa Kata Pakar?
Wawasan Tambahan:
- Fokus pada produk-produk unggulan Indonesia yang memiliki potensi kuat di pasar Eropa.
- Perkuat standar kualitas dan regulasi produk agar sesuai dengan persyaratan pasar Uni Eropa.
- Manfaatkan skema pendanaan dan dukungan teknis yang mungkin ditawarkan dalam kerangka CEPA untuk UMKM.
Kaleidoskop 2025 mencatat CEPA Indonesia-EU sebagai salah satu peristiwa ekonomi paling signifikan, membuka jalan bagi kemitraan yang lebih kuat dan kemakmuran bersama.























