Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini. Hujan lebat disertai angin kencang diprediksi melanda 10 kabupaten di Sulawesi Selatan. Potensi banjir dan longsor mengancam warga, terutama saat akhir pekan.
Prakirawan BMKG Sulawesi Tenggara menyatakan hujan bisa mencapai intensitas 50 hingga 100 milimeter per jam. Angin kencang berkecepatan 40 hingga 60 kilometer per jam juga diperkirakan terjadi. Kondisi ini meningkatkan risiko banjir genangan dan longsor di titik-titik rawan.
Peringatan ini berlaku mulai Sabtu pagi, 22 November 2025, hingga Minggu malam. Waktu ini bertepatan dengan libur akhir pekan, yang berpotensi meningkatkan aktivitas masyarakat, termasuk perjalanan mudik.
Sepuluh Kabupaten Berstatus Waspada
Sebanyak 10 kabupaten di Sulawesi Selatan masuk dalam daftar wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan. Daerah tersebut meliputi Kabupaten Bone, Luwu Timur, Pinrang, Soppeng, dan Wajo. Wilayah lain yang juga terdampak adalah Maros.
Beberapa daerah ini berbatasan dengan wilayah lain yang juga diprediksi terdampak cuaca buruk. Pengaruh siklon tropis di Selat Malaka menjadi salah satu penyebab peningkatan curah hujan musiman. Fenomena iklim La Niña turut memperparah kondisi ini.
Dampak Langsung bagi Warga Sulsel
Warga di Kabupaten Bone sudah merasakan dampak peringatan ini. Sebanyak 500 warga dilaporkan bersiaga di lokasi evakuasi dini. Pemerintah daerah telah mengaktifkan posko tanggap bencana untuk memantau situasi.
Di Makassar, beberapa warga dilaporkan membatalkan rencana piknik akhir pekan. Kekhawatiran akan genangan air membuat masyarakat memilih untuk tetap di rumah. Persediaan bahan pokok juga mulai dipersiapkan oleh sebagian warga.
Jalan Trans Sulawesi di beberapa titik berpotensi mengalami kemacetan akibat genangan air. Dua desa di Kabupaten Bone dilaporkan sudah mengalami tergenang air sementara akibat hujan yang turun sejak pagi.
Riwayat Bencana dan Antisipasi
Insiden cuaca ekstrem ini mengingatkan kembali pada kejadian banjir di tahun 2023. Kala itu, kerugian akibat banjir diperkirakan mencapai Rp 100 miliar. Kejadian tersebut menjadi pelajaran penting bagi pemerintah dan masyarakat.
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi petir yang menyertai hujan lebat. Warga yang tinggal di dekat sungai diminta untuk lebih berhati-hati dan siap melakukan evakuasi jika diperlukan.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus berupaya memberikan informasi terkini. Posko penanggulangan bencana telah diaktifkan untuk koordinasi dan respons cepat. Pembagian masker banjir juga dilakukan untuk mencegah penyakit pasca-banjir.
Adaptasi Perubahan Iklim
Meskipun hujan deras dapat membawa berkah bagi petani melalui irigasi gratis, potensi bencana tidak bisa diabaikan. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim.
Masyarakat diajak untuk memahami pola cuaca dan dampaknya. Kesiapsiagaan dini dan tindakan pencegahan merupakan kunci utama dalam menghadapi ancaman banjir dan longsor. Kolaborasi antara pemerintah dan warga sangat dibutuhkan untuk meminimalkan risiko.

























