Siapa sangka, di tengah gempuran kecerdasan buatan (AI) yang kian merajalela, Bill Gates justru punya pandangan yang lumayan adem ayem. Pendiri Microsoft yang kerap jadi rujukan urusan teknologi ini percaya, ada satu profesi yang bakal tetap jadi primadona, bahkan sampai cucu cicit kita pun masih eksis.
Profesi itu adalah pemrograman, alias coding. Gates yakin, otaknya manusia dan sedikit bumbu kreativitas akan jadi benteng kokoh yang tak bisa ditembus mesin, setidaknya sampai 100 tahun ke depan. Wah, siap-siap jadi programmer abadi, nih!
Pernyataan ini dilontarkan Gates, mengutip laporan dari Bloomberg Technoz. Ia tak main-main, menegaskan bahwa coding membutuhkan pemikiran mendalam dan keahlian spesifik yang sampai saat ini belum bisa ditiru oleh AI.
Laporan dari The Economic Times pun mendukung klaimnya, yang dikutip pada Selasa, 25 November 2025. Jadi, kalau ada yang bilang coding itu cuma ketik-ketik aja, mungkin perlu belajar lagi dari sang maestro.
Memang sih, Gates juga mengakui kalau dia sendiri punya sedikit rasa ‘takut’ terhadap AI. Prediksi Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang menyebutkan AI berpotensi melenyapkan 85 juta pekerjaan global pada 2030 terdengar seperti ancaman nyata.
Tapi, alih-alih panik, Gates justru melihat AI sebagai ‘alat bantu’. Ibarat pedang bermata dua, di satu sisi bisa menggusur, tapi di sisi lain ia justru optimis AI bakal menciptakan 97 juta pekerjaan baru, terutama di sektor teknologi dan industri yang sedang naik daun. Lumayan kan, kehilangan 85 juta, tapi dapat tambahan 97 juta. Ada selisihnya pula!
“AI dapat meningkatkan produktivitas dan memberi kita banyak waktu luang,” ujar Gates dengan gaya khasnya. Ia menekankan pentingnya menggunakan AI secara cerdas agar kualitas hidup kita makin meningkat.
Bayangkan, kerjaan numpuk, lalu tiba-tiba AI datang bantu bereskan dalam sekejap. Mungkin kita jadi punya waktu lebih banyak buat stalking mantan atau nonton drakor tanpa merasa bersalah. Sungguh sebuah kemajuan peradaban, atau justru kemunduran produktivitas terselubung?
Mengapa Programmer Tetap ‘Sakti’ di Era AI?
Alasan utama Bill Gates ‘mengistimewakan’ pemrograman adalah karena profesi ini sangat bergantung pada kreativitas dan penilaian manusia. AI mungkin jago memecahkan masalah matematis atau menjalankan instruksi berulang, tapi urusan menciptakan sesuatu yang baru dan out-of-the-box, sepertinya masih jadi hak paten manusia.
Gates menjelaskan, meski AI bisa bantu mencari dan memperbaiki bug dalam kode (debugging), yang mana itu sudah cukup ‘wow’, tugas inti dari seorang programmer jauh lebih kompleks.
Mulai dari memahami konteks bisnis yang rumit, memecahkan masalah yang belum pernah ada solusinya, hingga merancang solusi inovatif yang benar-benar menjawab kebutuhan. Keterampilan semacam ini, yang melibatkan intuisi dan pemikiran lateral, masih jadi ranah manusia.
“Menulis kode bukan hanya mengetik, ini adalah berpikir mendalam,” tegas Bill Gates. Ia menambahkan, tidak ada algoritma yang bisa meniru ‘lompatan kreatif’ (creative leap) yang sering dilakukan oleh seorang coder.
Percikan ide brilian itulah yang membuat para perancang perangkat lunak tetap tak tergantikan. Jadi, kalau Anda seorang programmer, banggalah, Anda adalah seniman digital di era modern yang karyanya sulit ditiru robot.
Profesi Lain: Siapa yang Aman, Siapa yang ‘Terancam Punah’?
Selain pemrograman, Bill Gates juga melirik sektor energi dan biologi sebagai bidang yang relatif ‘aman’ dari ancaman penggantian oleh AI. Alasannya? Kedua bidang ini membutuhkan keahlian mendalam dan kearifan yang, menurut Gates, sangat sulit untuk dipalsukan atau direplikasi oleh mesin. Mungkin karena melibatkan sentuhan alam, eksperimen yang tak terduga, dan etika yang kompleks.
Di sisi lain, beberapa profesi diprediksi bakal kena ‘sentil’ AI lebih keras. Sebut saja asisten administrasi dan desainer grafis. Alat AI saat ini sudah sangat efisien dalam melakukan tugas-tugas rutin di kedua bidang tersebut.
Mengelola jadwal, membuat laporan sederhana, atau bahkan mendesain beberapa elemen grafis dasar, kini bisa diselesaikan AI dengan kecepatan kilat. Jadi, kalau Anda seorang asisten administrasi yang hobinya merapikan meja, mungkin saatnya mulai memikirkan pekerjaan yang lebih ‘manusiawi’.
Bill Gates menutup pandangannya dengan menyatakan bahwa pasar kerja sedang mengalami transformasi, bukan kiamat. Jadi, daripada panik berlebihan, lebih baik kita bersiap diri. Kunci untuk tetap relevan di era AI adalah terus menerus meningkatkan keterampilan.
Terutama yang berkaitan dengan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang kompleks. Ini bukan sekadar saran, ini adalah panggilan alam semesta digital untuk terus bertumbuh. Jadi, sudah siap jadi programmer andal atau berpikir kritis tingkat dewa?























