Wartakita, BANYUMAS – Sama seperti usai Tontowi/Liliyana juara All England 2013, rumah Muhammad Husni Muzaitun ayah Tantowi Ahmad kembali ramai kedatangan tamu. Mulai dari para pekerja media yang ingin mewawancarainya, hingga para tetangga untuk sekadar memberikan selamat.
Kepala Desa Selandaka Muhopir SE menuturkan, keinginan masyarakat ialah nonton bareng final bulutangkis yang melibatkan putra daerahnya itu. “Kalau ada siaran langsung Mas Owi, pasti warga selalu nonton bareng. Biasanya di depan rumah Pak Husni (orang tua Owi-red).
Tapi momen ini kita geser ke balai desa, kebetulan bersamaan dengan HUT RI,” kata Muhopir. Balai Desa Selandaka mulai dipenuhi warga sejak jam sembilan malam. Mereka sebelumnya saling berbagi cerita.
Tampak raut wajah tegang, tapi ada juga yang gembira. Balai desa pum terus bergemuruh ketika tiba saatnya Owi berlaga sekira pukul 23.00. Sorak sorai terus membahana. Apalagi, semalam Owi terlihat bermain sangat bagus. Smes kerasnya kerap menghujam daerah lawan tanpa mampu dikembalikan dengan baik.
Puncaknya, warga berjoged bersama dan bersorak saat Owi memastikan berhasil menjadi juara dunia. “Horeee, bonusnya Rp 5 miliar. Makan-makan nanti,” teriak seorang warga.
Sementara, kedua orang tua Owi, Muhamad Husni dan Masruroh sebelum laga digelar lebih memilih berdoa dari rumahnya. Mereka meminta semua juga turut mendoakan. “Sekarang yang terbaik bagi kita adalah berdoa dan berdoa. Nanti baru cerita banyak tentang bulu tangkis kita,”kata Muhamad Husni singkat. Dia mengatakan, sejak Owi berangkat ke olimpiade, dirinnya, keluraga, dan istri tak putus mendoakan Owi.
Rasa syukur begitu dirasakan masyarakat Indonesia, khususnya di sebuah rumah di kawasan Selandaka, Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah. Di rumah itulah keharuan begitu terasa begitu Tontowi Ahmad yang berpasangan dengan Liliyana Natsir merebut medali emas Olimpiade 2016. Kedua orang tua Tontowi, Muhammad Husni Muzaitun dan Masruroh, langsung sujud syukur menyambut sukses sang putra.
Buat Tontowi membawa harum nama bangsa sebenarnya bukan kali pertama dilakukan. Namun merebut emas olimpiade jelas berbeda dibandingkan event lainnya. Prestasi membanggakan pebulu tangkis kelahiran
Jika membalik kisah, penampilan Owi dan Butet, sapaan akrab pasangan emas Rio itu terbilang berat. Mereka yang hadir di Brasil sebagai pasangan unggulan ketiga menjadi tumpuan kontingen Indonesia untuk mengembalikan tradisi emas yang sempat hilang empat tahun lalu di London.
Beban ini terbilang tinggi mengingat sepanjang tahun ini, Owi/Butet masih minim gelar. Selain itu faktor fisik juga jadi masalah. Tapi, semua kendala tersebut bisa mereka hadapi termasuk lolos dari hadangan pasangan nomor satu dunia Zhang Wei/Zhou Yunlei di semifinal.