Menyambut pergantian tahun biasanya menjadi momen penuh keriuhan di berbagai belahan dunia. Namun, Tahun Baru 2025 terasa berbeda di Korea Selatan. Tidak ada sorak-sorai hitung mundur, tidak ada pesta kembang api, dan layar besar di tengah kota Seoul yang biasanya menampilkan pertunjukan spektakuler kini hanya memancarkan cahaya putih yang tenang.
Keputusan untuk membatalkan seluruh perayaan besar datang menyusul tragedi jatuhnya pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, yang menewaskan 177 orang. Pemerintah Korea Selatan segera menetapkan masa berkabung nasional selama tujuh hari, menggeser sorotan dari euforia ke empati. Ini bukan sekadar keputusan administratif, melainkan wujud solidaritas terhadap para korban dan keluarga mereka.
Dari Myeong-dong Hingga Lotte World Tower: Perayaan yang Urung Terjadi
Distrik Jung di Seoul, yang awalnya bersiap menggelar acara hitung mundur di depan Shinsegae Department Store, membatalkan rencana tersebut. Begitu pula dengan Lotte World Tower, pencakar langit tertinggi di Korea Selatan, yang mengganti pesta kembang api dengan pancaran cahaya putih sebagai simbol belasungkawa.
Bahkan program hiburan populer seperti “Wannabe K-pop Countdown” di MBC juga dihentikan. Sebelumnya, para idol seperti NewJeans, Aespa, dan Ateez telah melakukan pra-rekaman untuk acara ini. Namun, penghentian mendadak menjadi sinyal kuat bahwa perayaan tidak lagi relevan dalam masa duka mendalam.
Di sisi lain, keputusan berbeda ditunjukkan oleh Hyundai Cruise. Perusahaan ini tetap menjalankan pelayaran Sungai Han dengan kembang api, meski telah menerima permintaan pembatalan dari pemerintah kota Seoul. Keputusan ini menuai kritik luas, hingga CEO Hyundai Cruise, Kim Jin-man, menyampaikan permintaan maaf secara publik.
Tradisi dan Simbolisme: Ketika Cahaya Menggantikan Sorak-Sorai
Di Korea Selatan, malam pergantian tahun sering diramaikan dengan berbagai acara seperti pembunyian lonceng, pertunjukan seni, hingga festival matahari terbit. Namun tahun ini, simbol-simbol perayaan berubah menjadi refleksi.
Distrik-distrik di Seoul, seperti Mapo dan Seodaemun, membatalkan acara-acara besar seperti “Sky Park Sunrise Festival” dan “Sinchon Countdown Concert.” Bahkan acara tradisional di Achasan dan Mongchontoseong pun dihentikan. Sebagai gantinya, beberapa daerah menyediakan tempat peristirahatan dan layanan darurat bagi warga yang tetap datang untuk melihat matahari terbit.
Di wilayah lain, seperti Pantai Timur dan Provinsi Chungcheong Selatan, pemerintah daerah juga membatalkan semua acara matahari terbit dan memasang altar peringatan sebagai bentuk penghormatan. Gedung-gedung utama di seluruh negeri diterangi cahaya putih, memberikan suasana hening yang kontras dengan keriuhan biasanya.
Sebuah Pilihan Bernilai: Berkabung sebagai Pengingat
Berkabung bukan hanya soal menghentikan perayaan, tetapi juga memberi ruang untuk refleksi dan empati. Keputusan Korea Selatan membatalkan berbagai acara besar bukanlah bentuk kepasrahan, melainkan pernyataan bahwa kemanusiaan lebih penting dari euforia sesaat. Dalam konteks ini, perayaan bukanlah kebutuhan mutlak.
Sebaliknya, momentum ini menjadi kesempatan untuk merenungkan arti perayaan itu sendiri. Apakah itu sekadar hiburan, ataukah juga menjadi momen untuk bersyukur dan memperhatikan apa yang benar-benar penting?
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Tragedi Jeju Air menunjukkan bahwa dunia sering kali menghadirkan tantangan yang tidak terduga. Bagaimana kita merespons situasi seperti ini mencerminkan nilai-nilai yang kita pegang. Korea Selatan memberikan pelajaran penting bahwa solidaritas dapat menjadi bentuk perayaan yang jauh lebih berarti.
Sebagai warga dunia, kita juga diajak untuk merenungkan cara kita menyikapi tradisi. Mungkin ada saatnya, seperti yang ditunjukkan Korea Selatan, di mana kita lebih baik memilih untuk berkumpul dalam hening dan berbagi rasa simpati daripada merayakan secara meriah.
Di tengah kesunyian Tahun Baru 2025 di Korea Selatan, dunia diingatkan kembali bahwa terkadang, tidak merayakan adalah cara terbaik untuk menunjukkan empati dan penghormatan yang mendalam.