Minggu, 21 September 2025
  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK
No Result
View All Result
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK
No Result
View All Result
WartakitaID
No Result
View All Result
Home Hukum & Keadilan

Eksekusi Lahan Bersertifikat: Perspektif Ahli Waris dan Pengembang

Menelusuri polemik eksekusi lahan bersertifikat di Tambun Selatan.

by Redaktur
04/02/2025
in Hukum & Keadilan, Viral, Warta Nasional
Reading Time: 3 mins read
A A
Wartakita Polemik Shm Cluster Mekar Sari Large

Foto: Fadhil Pramudya/kumparan

Tambun, Bekasi – Sengketa lahan di Cluster Setia Mekar 2, Setiamekar, Tambun Selatan, Bekasi, kembali mencuat setelah eksekusi pengosongan dilakukan pada 27 Januari 2025. Mimi Jamilah, ahli waris sah atas tanah seluas 3.600,03 meter persegi, menegaskan bahwa kepemilikan lahan tersebut telah diputuskan secara hukum dan berkekuatan tetap (inkrah). Namun, eksekusi ini menuai protes dari penghuni cluster yang merasa prosesnya tidak adil.

Awal Mula Sengketa

Kuasa hukum Mimi Jamilah, Amiryun Aziz, menjelaskan bahwa sengketa ini berawal pada tahun 1996. Abdul Hamid, ayah Mimi, memiliki tanah tersebut berdasarkan Akta Jual Beli (AJB) dan sertifikat nomor 325. Dalam perjalanannya, Abdul Hamid meminta bantuan seseorang untuk menjual lahan ini dan menerima pembayaran sebesar Rp1,2 juta. Namun, proses jual beli terhenti, dan orang yang diberi kuasa justru menjual lahan tersebut ke pihak lain tanpa sepengetahuan Abdul Hamid.

DPR Menilai Penyelesaian Kasus Pagar Laut di Tangerang Makin Tidak Masuk Akal

Damkar Bekasi Belum Bisa Masuk, terjadi ledakan amunisi di Gudang Peluru Armed yang terbakar

Eksekusi Lahan Berujung Bentrok di Gunung Merapi Makassar

Eksekusi Lahan Sampoddo, Warga Blokade Jalur Trans Sulawesi

Gugatan Hukum

Pada tahun 1996, Mimi Jamilah menggugat lima pihak di Pengadilan Negeri (PN) Bekasi: Bambang Harianto, Kayat, Doli, Tunggul, dan notaris Eskomarian Sutarno. Pada 20 Maret 1997, pengadilan menetapkan sertifikat 325 sebagai objek sengketa dan disita sebagai jaminan. Putusan ini mengembalikan kepemilikan sertifikat 325 kepada Abdul Hamid. Pihak lawan mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Bandung, namun ditolak. Proses hukum berlanjut hingga kasasi di Mahkamah Agung, yang pada 28 Oktober 1999 memperkuat putusan PN Bekasi.

Lahan Tetap Dihuni Warga

Meski telah berkekuatan hukum tetap, lahan tersebut tetap dihuni oleh warga. Pada 2019, Mimi mengajukan permohonan eksekusi pengosongan ke PN Bekasi, yang kemudian didelegasikan ke PN Cikarang. Setelah serangkaian teguran dan mediasi, eksekusi dilakukan pada Januari 2025. Aziz menyatakan bahwa pihaknya mengikuti prosedur yang ada dan memberikan ruang mediasi kepada warga.

Upaya Damai dengan Warga

Menurut Aziz, sebagian warga sepakat untuk berdamai. Dari sertifikat 704, tiga orang warga cluster telah berdamai, sementara dari sertifikat 706, delapan orang berdamai dan empat tidak. Aziz menegaskan bahwa semua proses telah sesuai aturan dan pihaknya telah memberitahu warga serta pihak kelurahan sebelum eksekusi dilakukan.

Pertemuan dengan Pengembang

Aziz mengungkapkan bahwa Abdul Bari, pemilik Cluster Setia Mekar 2, pernah menemui dirinya pada 12 Juni 2020 di Aston Bekasi untuk membahas penyelesaian sengketa tanah. Saat itu, disepakati bahwa Bari akan membayar Rp3 miliar agar tanah tersebut tidak dieksekusi. Namun, setelah pertemuan tersebut, tidak ada tindak lanjut dari pihak Bari hingga eksekusi dilakukan.

Tanggapan Abdul Bari

Abdul Bari membenarkan pertemuan di Aston tersebut. Namun, ia menolak membayar Rp3 miliar karena, menurutnya, pihak Mimi Jamilah tidak dapat membuktikan keabsahan dokumen kepemilikan. Selain itu, Sertifikat Hak Milik (SHM) 705 sudah beralih nama ke atas namanya dan proses balik nama dilakukan sesuai ketentuan ATR/BPN.

Perspektif Penghuni Cluster

Penghuni cluster yang terdampak eksekusi merasa tidak mengetahui detail sengketa sejak awal. Mereka menyayangkan bahwa eksekusi tetap dilakukan meski sebagian dari mereka tidak mengetahui detail sengketa sejak awal. Di sisi lain, Aziz menegaskan bahwa putusan hukum harus dihormati.

Kesimpulan

Kasus ini menyoroti kompleksitas sengketa lahan di Indonesia, di mana putusan hukum yang telah berkekuatan tetap masih menghadapi tantangan dalam implementasinya. Penting bagi semua pihak untuk memahami dan menghormati proses hukum yang berlaku, serta mencari solusi yang adil bagi semua pihak yang terlibat.

Tags: bekasiCluster Setia Mekar 2eksekusiEksekusi LahanEksekusi tanahHukum dan keadilanSengketa lahan
Share11Tweet7Send
Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger

ARTIKEL TERKAIT

Untuk Layani Pemudik Angkasa Pura II Siagakan 9.416 Petugas Bandara

Untuk Layani Pemudik Angkasa Pura II Siagakan 9.416 Petugas Bandara

21/03/2024
Peran Penting Saksi dalam Proses Peradilan di Indonesia: Dukungan, Perlindungan, dan Keadilan

Peran Penting Saksi dalam Proses Peradilan di Indonesia: Dukungan, Perlindungan, dan Keadilan

24/08/2025
Wartakita Uang Palsu Makassar

Viral Uang Palsu Pecahan Rp 50.000 Bersinar di UV, BI Jelaskan Perbedaan dengan Rupiah Asli

23/12/2024
Kemenhub Finalkan Penaikan Tarif Penyeberangan

Kemenhub Finalkan Penaikan Tarif Penyeberangan

21/02/2020
Next Post
Kapolda Jabar Irjen Akhmad Wiyagus Rizky Large

Tragedi di Gerbang Tol Ciawi: Rem Blong Truk Sebabkan Kecelakaan Maut

Laskar Pelangi Diprioritaskan Isi Formasi PPPK

THR dan Gaji ke-13 ASN 2025 Tetap Cair: Ini Kebijakan Terbarunya

Bayi Tabung Gas Large Cr

Pemerintah Izinkan Kembali Pengecer Jual Elpiji 3 Kg

Ikn Large

Efisiensi Anggaran: Proyek IKN Nusantara Terancam Mandek?

Comments 1

  1. Suwir Laut says:
    5 bulan ago

    Kasus diatas adalah penipuan dan pemalsuan murni sebagai penyebabnya, hal ini terjadi karena hukum Indonesia TIDAK TEGAS, hukuman mati oleh Presiden akan kita tunggu pelaksanaannya.

    Kejadian tersebut sudah jelas dalam beberpa hal adalah kesalahan atas kelemahan hukum dan korupnya hukum Indonesia.
    1. Saat terjadi jual beli maka telah jelas dalam AJB menyebutkan juga bahwa AJB MERUPAKAN KWITANSI YANG SYAH dan Notaris tidak perlu menjadi saksi di pengadilan, karena adanya SEMA, dalam hal ini jika notaris membuatkan AJB palsu maka notaris langsung terlibat tindak pidana namun umumnya notaris wajib melihat KTP asli dari Penjual.
    2. Pengadilan perlu BUKTI ASLI sertifikat no 325, sedangkan kalau sudah dipecah semuanya, maka SERTIFIKAT ASLI ini tidak ADA lagi serta tidak dapat dan tidak boleh keluar lagi dari BPN/ATR setempat sebagai arsip yang diberi tanda sudah dipecah, sedangkan sertifikat yang terpecah ada petunjuknya merupakan pecahan dari sertifiat awal atau dasar sertifikat terbit.
    3. ATR/BPN setempat, Pengadilan/Hakim beserta pengugat merupakan sumber kesalahan besar, karena yang dituntut adalah pihak KETIGA yang sudah PASTI TIDAK MAU TAHU APA APA LAGI sebab sudah dijual dan uang sudah terima.
    4. Jika keputusan keluar tahun 1999, maka pihak Penggugat yang telah melibatkan BPN/ATR WAJIB segera melakukan pemblokiran sertifikat TERMASUK TURUNANNYA agar tidak berlanjut lebih jauh dan pihak Penggugat WAJIB memberitahukan serta langsung menguasai Lahan sengketa BUKAN tunggu sampai saat ramai.
    5. Pemalsuan tanda tangan oleh pihak yang digugat tersebut ini adalah TINDAK PIDANA dan mereka wajib mendapat hukuman serta membayar semua kerugian jika telah terbukti.
    6. Pihak Abdul Bari merupakan pihak yang tidak pernah dilibatkan dalam pengadilan Perdata yang seharusnya merupakan pihak ikut tergugat dari pihak Penggugat,

    Di Indonesia banyak sekali MAFIA tanah yang menjual tanah dan atau memalsukan tanda tangan orang lain yang bekerja secara kelompok, jadi orang kecil selalu tertekan dan dirugikan karena tidak dapat melawan serta tidak tahu hukum yang diperburuk dengan tidak adanya kecukupan financial yang mendukungnya
    Demikian kami sampaikan untuk dapat dibahas bersama, terima kasih banyak atas ruang komentar yang diberikan.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

I agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.

TERPOPULER-SEPEKAN

  • 10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby πŸ’ˆβœ‚οΈ

    10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby πŸ’ˆβœ‚οΈ

    3373 shares
    Share 1349 Tweet 843
  • Cara Mendapatkan YouTube Music Premium Tanpa Berlangganan

    1152 shares
    Share 461 Tweet 288
  • Kode CMD Untuk Mempercepat Kinerja Laptop

    243 shares
    Share 97 Tweet 61
  • Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ditargetkan 5,3%-5,6% pada 2025

    296 shares
    Share 118 Tweet 74
  • Sambut Perayaan 17 Agustus, Pemkot Makassar Siapkan β€œSuara’na Kemerdekaan RI”

    20 shares
    Share 8 Tweet 5
  • Spesifikasi Rekomendasi PC untuk Main Minecraft Java Edition

    1674 shares
    Share 670 Tweet 419
  • Mengenal Logical Fallacy: Sesat Pikir Senjata Manipulasi di Era Digital

    43 shares
    Share 17 Tweet 11
  • Smoothing dan Coloring Bersamaan Bisa Merusak Rambut?

    3333 shares
    Share 1333 Tweet 833
  • Tips Praktis Mengatasi Android TV Lemot: Bikin Nonton Makin Lancar

    816 shares
    Share 326 Tweet 204
  • 4 Perbedaan iPhone 13 Pro dan iPhone 12 Pro

    699 shares
    Share 280 Tweet 175
  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal

Β©2021 wartakita media

WartakitaID
  • Login
No Result
View All Result
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • #CEKFAKTA
    • HIBURAN
    • HUKUM
    • OLAHRAGA
    • KESEHATAN
    • KEUANGAN
    • KULINER
    • NUSANTARA
    • PENDIDIKAN
    • GLOBAL
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • SEPAK BOLA
  • TEKNOLOGI
  • OTOMOTIF
  • KONTAK

Β©2021 wartakita media

wartakita.id menggunakan cookies tanpa mengorbankan privasi pengunjung.