Di Dusun Giodegan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, sebuah inovasi pemasaran telah mendulang kesuksesan menjelang perayaan Idul Kurban.
Adi Karnadi, pedagang hewan kurban, telah mengambil langkah besar dengan menggandeng tiga Sales Promotion Girl (SPG) yang memikat untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat luas.
Langkah ini bukan hanya meningkatkan penjualan tetapi juga membuat usahanya menjadi perbincangan hangat, baik di lini masa media sosial maupun di percakapan warga lokal.
Tahun ini, Adi mengungkapkan peningkatan pesanan mencolok; dari 130 ekor tahun lalu menjadi 160 ekor saat ini, dan ini terjadi sebulan sebelum Idul Kurban. “Efektivitas SPG yang memiliki keahlian berkomunikasi ini sungguh membantu dalam meningkatkan penjualan kambing,” ucap Adi optimis.
Ide untuk menggunakan SPG muncul saat Adi mengunjungi sebuah pameran kendaraan di mana SPG mampu menarik banyak pengunjung. Terinspirasi dari situ, dia memutuskan untuk mengimplementasikan strategi serupa, menyasar potensi pasar yang kuat menjelang Hari Raya Kurban.
Selain menjual kambing kurban, Adi juga mengelola sebuah warung sate kambing di Bantul dan menjalankan usaha penjualan kambing di rumahnya, yang telah diwarisinya selama dua tahun terakhir. Ternak kambing yang ia jual tidak hanya dipelihara dengan standar kesehatan yang tinggi tetapi juga menjadi bagian dari suplai daging untuk warung satenya.
Strategi Adi menggunakan SPG dalam konteks jual beli hewan kurban ini dapat menjadi contoh menarik bahwa tradisi dan inovasi dapat berjalan bersama, menguntungkan penjual melalui peningkatan penjualan, sekaligus memperkaya pengalaman konsumen dengan pendekatan yang lebih personal dan profesional dalam transaksi.
Inisiatif ini juga berpotensi membawa dampak positif pada ekonomi lokal Bantul di mana kegiatan ekonomi kreatif seperti ini tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan tetapi juga mempromosikan Bantul sebagai wilayah yang adaptif dan inovatif.
Kesuksesan Adi membuat kita semua merenungkan pentingnya fleksibilitas dan inovasi dalam menjalankan usaha, di mana keseimbangan antara pemeliharaan tradisi dan adopsi strategi pemasaran modern menjadi kunci.