Jutaan pekerja remote di Indonesia menghadapi risiko cedera muskuloskeletal dan keluhan kesehatan lainnya. Ahli ergonomi memperingatkan, kebiasaan kerja dari rumah yang buruk adalah pemicu utama. Berikut lima kebiasaan fatal yang sering diabaikan dan cara mengatasinya agar tubuh tetap prima.
Duduk Membungkuk di Depan Laptop
Salah satu kesalahan paling umum adalah posisi layar laptop yang terlalu rendah. Hal ini memaksa leher membungkuk ke depan secara terus-menerus, memicu nyeri leher kronis, bahu kaku, hingga sakit punggung bagian atas. Kondisi ini sering disebut “text neck” yang kini meluas di kalangan pekerja WFH.
Untuk mengatasi masalah ini, layar laptop harus sejajar dengan pandangan mata, bukan di bawah. Ini berarti Anda mungkin perlu mengangkat laptop hingga ketinggian yang sesuai.
Dr. Indah Permata, seorang fisioterapis, mengingatkan, “Postur yang salah selama berjam-jam dapat menyebabkan ketegangan otot permanen dan kerusakan sendi. Peningkatan ketinggian monitor adalah langkah sederhana namun krusial.”
Sebuah solusi praktis adalah penggunaan penopang laptop. Contohnya, Fantech Notebook Stand Stand Holder Laptop NS10 Adjustable & Portable menawarkan fleksibilitas ketinggian, bisa diputar 360 derajat, dan sudut pandang yang bisa disesuaikan. Dengan material aluminium yang kokoh dan desain lipat, alat ini memungkinkan laptop terangkat ke posisi ergonomis, mengurangi beban pada leher dan punggung. Karet anti-slipnya juga memastikan stabilitas laptop selama penggunaan intensif.
Cek harga terbaik Fantech Notebook Stand Stand Holder Laptop NS10 Adjustable & Portable.
Bekerja Dari Kasur atau Sofa
Kenyamanan semu sofa atau kasur sering menjebak pekerja WFH. Posisi duduk di tempat-tempat ini umumnya tidak menyediakan dukungan punggung yang memadai. Akibatnya, tulang belakang cenderung melengkung, menyebabkan nyeri punggung bawah dan postur bungkuk dalam jangka panjang. Otot inti tubuh juga bekerja lebih keras tanpa penyangga yang tepat.
Melewatkan Istirahat dan Peregangan
Konsentrasi tinggi sering membuat pekerja lupa waktu, berdiam diri selama berjam-jam. Padahal, duduk terlalu lama tanpa jeda dapat mengurangi aliran darah, menyebabkan otot kaku, mata lelah, dan bahkan meningkatkan risiko masalah kardiovaskular. Sindrom terowongan karpal juga mengintai akibat gerakan repetitif tanpa istirahat.
Ahli kesehatan merekomendasikan metode 20-20-20: setiap 20 menit, alihkan pandangan ke objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik untuk mengistirahatkan mata. Selain itu, lakukan peregangan ringan setiap 60-90 menit untuk melemaskan otot-otot tubuh.
Pencahayaan Ruangan yang Buruk
Bekerja di ruangan dengan pencahayaan kurang atau terlalu terang dapat memicu ketegangan mata, sakit kepala, dan kelelahan visual. Pantulan cahaya pada layar juga memperburuk kondisi ini. Mata dipaksa bekerja lebih keras untuk membaca dan fokus, memicu iritasi dan rasa tidak nyaman.
Idealnya, sumber cahaya berasal dari samping layar, bukan dari belakang atau depan langsung. Cahaya alami dari jendela adalah yang terbaik, namun pastikan tidak ada silau langsung ke layar atau mata Anda.
Abaikan Keyboard dan Mouse Ergonomis
Penggunaan keyboard dan mouse standar dalam waktu lama bisa menyebabkan tekanan pada pergelangan tangan dan lengan. Hal ini dapat berujung pada kondisi seperti Carpal Tunnel Syndrome atau cedera regangan berulang (RSI). Rasa kebas, kesemutan, hingga nyeri bisa menghambat produktivitas.
Memilih keyboard dengan sandaran pergelangan tangan dan mouse yang didesain untuk kenyamanan genggaman bisa sangat membantu. Pastikan pergelangan tangan tetap lurus dan tidak menekuk saat mengetik atau menggunakan mouse.
Masa Depan Kerja yang Sehat
Menerapkan prinsip ergonomi bukan hanya soal kenyamanan, tetapi investasi jangka panjang bagi kesehatan dan produktivitas Anda. Mengidentifikasi dan memperbaiki kebiasaan buruk WFH ini akan menghindarkan Anda dari masalah kesehatan serius dan memastikan Anda tetap produktif.























