Oke, mari kita mulai dengan jujur. Kalau kamu lagi deg-degan lihat portofolio kripto kamu yang warnanya didominasi merah padam, selamat! Kamu ada di klub yang sama dengan banyak orang di luar sana. Tapi sebelum panik dan berpikir untuk jual semuanya sambil teriak “Argh!”, mari kita bedah sedikit lebih dalam. Jatuhnya harga Bitcoin belakangan ini itu bukan cuma gara-gara sentimen pasar yang lagi galau, tapi ada dalang yang lebih spesifik, dan dia punya nama: Krisis Likuiditas Market Maker.
Saya pegang data ini seperti memegang <smartphone yang lagi nge-lag, agak bikin frustrasi tapi penting banget untuk dipahami. Angka-angkanya memang bikin merinding. Bitcoin sempat nongkrong di atas US$121.000 sebelum akhirnya terjun bebas ke kisaran US$86.900. Itu penurunan yang bukan main-main, lho. Ini bukan sekadar koreksi biasa, ini sinyal ada yang gak beres di fondasi pasar.
Market Maker Pincang, Pasar Kripto Oleng
Bayangkan pasar kripto itu seperti sebuah pertunjukan sirkus. Nah, market maker ini adalah para pemain utama yang memastikan semuanya berjalan lancar. Mereka ini yang siap beli atau jual aset kapan saja kamu mau, ibarat *teller* bank yang selalu siap sedia. Tugas mereka menjaga agar harga aset gak loncat-loncat terlalu jauh dan pasar tetap ‘hidup’ dengan adanya tawaran beli dan jual yang seimbang. Mereka ini ibarat pembuluh darah utama dalam ekosistem kripto.
Tapi apa yang terjadi belakangan ini? Salah satu analis kripto kenamaan, Tom Lee dari BitMine, mengungkap fakta mengejutkan. Peristiwa crash pasar pada 10 Oktober lalu bukan cuma bikin investor nangis darah, tapi juga bikin banyak market maker kehabisan napas. Kerugian likuiditasnya mencapai angka rekor US$20 miliar! Itu nilai yang gede banget. Ibaratnya, para pemasok koin utama tiba-tiba dipaksa ngeluarin duit tabungan mereka secara brutal, dan ternyata tabungannya tinggal sedikit.
Efek Domino yang Mengerikan
Ketika market maker ini mulai pincang, efeknya langsung terasa ke mana-mana. Mereka mulai mengurangi kapasitasnya, aktivitas trading mereka jadi lesu, dan yang paling ngeselin, tekanan jual di pasar justru makin kuat. Kenapa? Karena pasokan koin untuk dibeli jadi menipis, sementara orang-orang yang panik mulai pengen jual. Situasinya jadi kayak lagi ada diskon besar-besaran di mal tapi barangnya tinggal sedikit, bikin harga makin meroket (dalam kasus ini, anjlok).
Kita gak cuma ngomongin Bitcoin di sini. Ethereum (ETH) dan Binance Coin (BNB) juga ikutan ambruk, masing-masing kehilangan hampir 10%. Ini bukti nyata kalau masalahnya memang struktural. Pasar kripto global lagi ngos-ngosan karena fondasi likuiditasnya lagi goyah. Buat kamu para investor ritel, situasi ini jelas bikin was-was. Volatilitas yang tinggi kayak naik roller coaster tanpa sabuk pengaman. Siapa coba yang suka investasi sambil deg-degan tiap menit?
Kapan Pasar Bisa Bernapas Lega Lagi?
Nah, pertanyaan krusialnya: kapan ini semua bakal berakhir? Tom Lee memberikan timeline yang bikin kita sedikit lebih optimis, tapi juga harus realistis. Proses pemulihan neraca para market maker ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa minggu ke depan. Kalau kita lihat dari sejarah, seperti kejadian di tahun 2022, butuh sekitar 8 minggu sampai pasar benar-benar menemukan kestabilan.
Yang menarik, Bitcoin dan Ethereum ini sering banget dianggap sebagai leading indicator pasar saham global. Jadi, kalau pasar kripto mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan, bisa jadi ini sinyal positif buat pasar keuangan secara keseluruhan. Tapi ya, jangan buru-buru langsung *gaspol* beli semua koin.
Vonis Repiw: Beli atau Skip?
Jadi, apakah ini saatnya kamu panik jual atau malah cari kesempatan buy dip? Dari kacamata saya sebagai jurnalis teknologi yang udah malang melintang di medan perang digital, penurunan harga Bitcoin kali ini itu bukan sekadar fenomena musiman atau sekadar drama *bull and bear* biasa. Ini adalah cerminan dari masalah yang lebih dalam: krisis likuiditas struktural di kalangan market maker.
Yang perlu kamu pegang teguh:
- Likuiditas itu raja. Tanpa pasokan koin yang cukup dan mudah diperjualbelikan, pasar kripto akan terus rentan terhadap guncangan.
- Volatilitas masih akan jadi teman dekatmu. Jangan harap pasar akan langsung stabil dalam semalam. Masih banyak ‘sampah’ yang perlu dibersihkan dari neraca market maker.
- Pemulihan itu bertahap. Ibaratnya kalau kaki patah, butuh waktu untuk sembuh total. Perkiraan beberapa minggu ke depan adalah waktu yang masuk akal untuk melihat pemulihan yang lebih signifikan.
Buat para pemburu cuan, ini adalah momen untuk bersabar dan melakukan riset mendalam. Pahami risiko, pahami *market maker* ini siapa dan bagaimana mereka bekerja. Jangan cuma ikut-ikutan tren tanpa tahu dasarnya. Kalau kamu punya strategi investasi yang matang dan punya dana yang siap ‘terikat’ untuk jangka waktu tertentu, mungkin ini bisa jadi peluang. Tapi kalau kamu orangnya gampang panik dan butuh uang cepat, mungkin lebih baik minggir dulu dari pasar kripto yang lagi galau ini.
Intinya, jangan cuma lihat harga Bitcoin turun, tapi pahami kenapa dia turun. Itu kunci utama buat kamu bisa mengambil keputusan yang cerdas. Selamat berinvestasi (dengan bijak)!
—
Artikel tech repiw.com untuk pembaca wartakita.id





















