Gerhana Matahari Sebagian Akhir Ramadhan 2025: Fenomena Langit yang Tak Terlihat di Indonesia
Fenomena astronomi kembali terjadi di penghujung Ramadhan 2025. Setelah gerhana Bulan total atau Blood Moon pada 14 Maret, kini giliran gerhana Matahari sebagian yang akan menghiasi langit pada 29 Maret 2025.
Sayangnya, peristiwa langka ini tidak dapat diamati dari Indonesia karena terjadi saat malam hari di wilayah Nusantara.
Menurut Observatorium Bosscha, gerhana Matahari sebagian terjadi ketika Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, tetapi tidak sepenuhnya menutupi cahaya Matahari. Akibatnya, hanya sebagian Matahari yang tampak tertutup saat diamati dari beberapa wilayah di Bumi.
Wilayah yang Berkesempatan Menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian
Gerhana Matahari sebagian akan dapat diamati dari beberapa wilayah, termasuk Eropa, Afrika, Amerika Utara, Asia Barat, sebagian kecil Amerika Selatan, serta Greenland dan Islandia. Sementara itu, masyarakat di Indonesia tidak bisa menyaksikan fenomena ini karena terjadi saat malam hari waktu setempat.
Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), peristiwa ini terjadi dua pekan setelah gerhana Bulan total pada 14 Maret 2025. Fenomena ini seolah menjadi pasangan gerhana yang menutup bulan Ramadhan dengan spektakuler.
Jadwal Gerhana Matahari Sebagian 29 Maret 2025
Berdasarkan data dari NASA, berikut adalah rincian waktu terjadinya gerhana Matahari sebagian (dalam Universal Time/UT):
- Gerhana dimulai: 08.50.35 UT
- Puncak gerhana: 10.47.18 UT
- Gerhana berakhir: 12.43.36 UT
Di berbagai belahan dunia, waktu pengamatan gerhana akan bervariasi:
- Amerika Utara: Saat Matahari terbit di wilayah timur laut Amerika Serikat
- Eropa Barat dan Afrika Barat Laut: Gerhana akan terjadi pada pagi hingga menjelang siang
- Eropa Timur dan Asia Utara: Gerhana terjadi menjelang sore hingga malam hari
Dampak Gerhana Matahari Sebagian bagi Indonesia
Walaupun fenomena ini tidak bisa diamati di Indonesia, dampaknya tetap terasa secara global, terutama dalam hal pasang maksimum air laut. Gerhana Matahari dapat mempengaruhi gravitasi yang berkontribusi pada kenaikan pasang air laut, sehingga masyarakat yang tinggal di pesisir perlu waspada terhadap potensi banjir rob.
Menurut peneliti BRIN, risiko banjir rob akan semakin besar jika bersamaan dengan cuaca ekstrem, seperti badai atau hujan deras. Oleh karena itu, masyarakat pesisir diimbau untuk tetap waspada selama periode ini.
Destinasi Terbaik untuk Mengamati Gerhana Matahari Sebagian
Jika Anda ingin menyaksikan gerhana Matahari sebagian pada 29 Maret 2025, beberapa kota berikut menjadi lokasi pengamatan terbaik:
- Amerika Utara: New York, Washington DC, Boston, Buffalo, Montreal
- Eropa: London, Paris, Berlin, Madrid, Wina, Oslo, Stockholm
- Afrika Utara: Aljazair, Dakar
- Greenland dan Islandia: Nuuk, Reykjavik
Fenomena Astronomi Selanjutnya di Indonesia
Bagi masyarakat Indonesia yang ingin menyaksikan fenomena gerhana, jangan khawatir! Gerhana Bulan total akan terjadi pada 7 September 2025, dan peristiwa ini dapat diamati langsung dari berbagai wilayah di Indonesia.
Fenomena alam seperti gerhana selalu menarik untuk diamati, baik dari sudut pandang ilmiah maupun budaya. Meskipun kali ini Indonesia tidak berkesempatan menyaksikan gerhana Matahari sebagian, peristiwa ini tetap menjadi pengingat akan keindahan dan keteraturan alam semesta.
Gerhana di Bulan Ramadan Sudah Puluhan Kali Terjadi
Faktanya pula, kemunculan dua gerhana saat Ramadan bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, dua fenomena langit ini pernah terjadi pada Ramadan 2003 silam. Melansir dari laman Nahdlatul Ulama atau NU Online, dua fenomena tersebut adalah Gerhana Bulan Total pada 9 November 2003 dan Gerhana Matahari pada 24 November 2003.
Kepala Observatorium Bosscha Lembang kala itu, Moeji Raharto, mengatakan dua gerhana saat Ramadan merupakan fenomena alam biasa. “Secara astronomi , sudah biasa terjadi,” ucap Moeji, dikutip dari laman NU Online.
Disebutkan Moeji lebih dari dua dekade lalu, fenomena alam gerhana bulan dan gerhana matahari yang datang bersamaan dengan bulan Ramadan sudah terjadi lebih dari 60 kali. Oleh karena itu, dia mengatakan masyarakat tidak perlu risau dengan isu mengenai kiamat.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa dua gerhana di bulan Ramadan tidak memiliki pertanda apa pun karena hanya merupakan fenomena alam biasa. Adapun mengenai isu kemunculan Imam Mahdi dan hari kiamat, tugas manusia adalah mempersiapkan diri dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.