Jakarta – Bibit siklon tropis 97S terpantau muncul di Samudera Hindia, sebelah selatan Jawa Timur, Selasa (7/1). Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bibit ini terbentuk dari gangguan tropis yang sudah dipantau sejak 3 Januari lalu.
Bibit siklon ini bergerak ke arah barat-barat daya dengan intensitas yang perlahan meningkat. Meski potensi menjadi siklon tropis masih rendah, dampaknya sudah mulai terasa di beberapa wilayah Indonesia. BMKG mencatat hujan sedang hingga lebat serta angin kencang melanda wilayah selatan Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, hingga Jawa Timur.
Gelombang laut juga diperkirakan mencapai 1,25 hingga 2,5 meter (moderat) di perairan selatan Jawa, Selat Sunda bagian barat dan selatan, serta Samudera Hindia hingga wilayah NTB.
Erma Yulihastin, peneliti klimatologi dari BRIN, mengingatkan adanya potensi cuaca ekstrem di Jawa Tengah hingga NTT akibat intensifikasi squall line—garis memanjang awan kumulonimbus yang membawa hujan lebat dan angin kencang. “Efek MCC (mesoscale convective complex) juga meluas ke selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur,” tulisnya di media sosial, Selasa malam.
Prediksi Cuaca Sepekan ke Depan
BMKG memproyeksikan pengaruh bibit siklon 97S akan berlangsung selama periode 7-13 Januari 2025. Selain bibit siklon, angin monsun Asia dan fenomena La Nina lemah turut memperkuat potensi hujan lebat di Indonesia.
Periode 7–9 Januari
- Hujan sedang–lebat: Sebagian besar Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Kalimantan.
- Hujan sangat lebat: Sebagian wilayah Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara, Maluku Utara, dan Papua.
- Angin kencang: Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Periode 10–13 Januari
- Hujan sedang–lebat: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
- Hujan sangat lebat: Wilayah kecil di Sumatera, Jawa, dan Papua.
- Angin kencang: Sumatera, Nusa Tenggara, Jawa, dan Bali.
Untuk pembaruan informasi, masyarakat diimbau memantau laman resmi BMKG dan mengikuti arahan mitigasi bencana.