Wartakita.id – Menjelang pergantian tahun 2026, Wali Kota Makassar mengeluarkan imbauan tegas namun humanis agar masyarakat merayakan dengan penuh kesederhanaan. Fokus utama dialihkan pada refleksi diri, doa, serta bentuk empati sosial, menjauhi euforia berlebihan yang berpotensi mengganggu ketertiban umum.
Gelombang persiapan menyambut tahun baru selalu diwarnai antusiasme. Namun, di tengah euforia tersebut, Pemkot Makassar memilih jalur yang berbeda untuk tahun 2026. Wali Kota Munafri Arifuddin (Appi) secara resmi mengimbau seluruh warga kota untuk merayakan momen pergantian tahun dengan lebih mengedepankan nilai-nilai luhur, seperti doa dan kepedulian sosial. Langkah ini diambil bukan tanpa alasan, melainkan untuk memastikan perayaan berjalan aman, tertib, dan penuh makna.
Fokus pada Refleksi dan Kepedulian
Dalam pernyataannya yang disebar melalui berbagai media dan kanal komunikasi Pemkot, Appi menekankan pentingnya merayakan tahun baru sebagai momentum introspeksi. Alih-alih pesta kembang api yang mungkin memicu keramaian berlebih, fokus diarahkan pada kegiatan yang lebih spiritual dan kemanusiaan. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa syukur dan mempererat tali persaudaraan antarwarga.
Imbauan ini bukan sekadar formalitas. Data menunjukkan bahwa perayaan yang terlalu hingar-bingar sering kali berujung pada insiden yang tidak diinginkan. Dengan menggeser fokus, Pemkot berharap dapat menciptakan suasana yang lebih kondusif bagi semua kalangan, termasuk keluarga dan anak-anak.
Dukungan Warga: Bukti Kebutuhan akan Kebijakan Bijak
Uniknya, imbauan yang disebar pada 17 Desember 2025 ini tidak hanya mendapat perhatian, tetapi juga sambutan hangat dari masyarakat. Berbagai platform media lokal, termasuk trotoar.id dan mediasulsel.com, melaporkan respons positif dari warga. Di media sosial, khususnya Instagram, banyak akun membagikan kembali imbauan tersebut sebagai pengingat untuk merayakan tahun baru dengan lebih bijak.
Fenomena ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Makassar memang mendambakan perayaan yang tidak hanya meriah, tetapi juga bermakna. Kesadaran akan pentingnya ketertiban dan nilai-nilai luhur ternyata cukup tinggi di kalangan warga.
Koordinasi Keamanan Menjelang Puncak
Menyikapi imbauan ini, Pemkot Makassar juga telah melakukan koordinasi intensif dengan aparat keamanan terkait. Pengamanan malam pergantian tahun menjadi prioritas utama untuk memastikan tidak ada gangguan ketertiban yang berarti. Patroli rutin dan penempatan personel di titik-titik strategis akan ditingkatkan.
Wali Kota Appi berharap, dengan partisipasi aktif dari seluruh warga, perayaan Tahun Baru 2026 di Makassar dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain. Sebuah perayaan yang meriah dalam arti kebersamaan, kepedulian, dan kedamaian.
Tips Merayakan Tahun Baru 2026 dengan Sederhana dan Bermakna:
- Berkumpul Bersama Keluarga: Nikmati malam pergantian tahun dengan makan malam spesial atau bermain permainan bersama.
- Refleksi dan Membuat Resolusi: Luangkan waktu untuk merenungkan pencapaian tahun lalu dan merencanakan target di tahun mendatang.
- Menyalurkan Bantuan Sosial: Jadikan momen ini untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan, misalnya mengunjungi panti asuhan atau memberikan sumbangan.
- Kegiatan Spiritual: Ibadah bersama keluarga atau mengikuti pengajian/kebaktian bisa menjadi pilihan.
- Menonton Acara Televisi Inspiratif: Banyak stasiun televisi yang menyajikan program spesial bernuansa reflektif dan menghibur.
Kebijakan ini bukan berarti melarang kegembiraan, melainkan mengarahkannya pada hal yang lebih positif dan membangun. Dengan semangat warga yang mendukung, Makassar siap menyambut tahun 2026 dalam suasana yang damai dan penuh makna.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)
1. Mengapa Pemkot Makassar mengimbau perayaan Tahun Baru 2026 dilakukan sederhana?
Imbauan ini bertujuan untuk menghindari euforia berlebihan yang berpotensi mengganggu ketertiban umum, serta mempromosikan nilai-nilai religius dan empati sosial di kalangan masyarakat.
2. Apa fokus utama perayaan Tahun Baru 2026 menurut imbauan Pemkot Makassar?
Fokus utama adalah pada kegiatan refleksi diri, doa, dan bentuk empati sosial, bukan pada keramaian dan pesta berlebihan.
3. Bagaimana respons masyarakat terhadap imbauan ini?
Mayoritas masyarakat memberikan dukungan positif dan banyak yang membagikan imbauan tersebut sebagai pengingat untuk merayakan tahun baru dengan bijak.
4. Apakah ada koordinasi keamanan yang dilakukan Pemkot terkait imbauan ini?
Ya, Pemkot Makassar berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk memastikan pengamanan malam pergantian tahun berjalan optimal dan menjaga ketertiban.
5. Apakah imbauan ini berarti perayaan Tahun Baru dilarang sama sekali?
Tidak. Imbauan ini bukan larangan, melainkan pengarahan agar perayaan dilakukan dengan cara yang lebih sederhana, bermakna, dan tidak mengganggu ketertiban umum.























