Wartakita.id, SUMATERA — Tragedi banjir yang menewaskan lima orang di Padang dan melumpuhkan jalur Padang-Bukittinggi hari ini, Kamis (27/11/2025), ternyata baru permulaan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) resmi mengumumkan terbentuknya Siklon Tropis Senyar, sebuah fenomena atmosfer mematikan yang kini mengintai wilayah Sumatra bagian utara dan tengah.
Ini bukan sekadar hujan biasa. Ini adalah peringatan merah bagi seluruh pemangku kebijakan dan masyarakat dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, hingga Sumatera Barat.
“Senyar” Lahir di Selat Malaka
Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, dalam konferensi pers darurat di Jakarta mengungkapkan bahwa bibit siklon 95B yang terpantau sejak awal pekan kini telah berevolusi menjadi monster cuaca bernama “Senyar” per 26 November pukul 07.00 WIB.
“Siklon ini bergerak perlahan ke arah barat menuju daratan Aceh dengan kecepatan 10 km/jam. Lambatnya pergerakan ini justru berbahaya karena durasi hujan ekstrem di satu wilayah akan menjadi lebih lama,” tegas Faisal.
Saat ini, pusat tekanan rendah berada di sekitar 5.0° LU dan 98.0° BT, memompa uap air panas dari Selat Malaka yang memicu pertumbuhan awan hujan masif. Dampaknya? Suplai “bahan bakar” banjir bagi wilayah Sumatra tak akan berhenti setidaknya hingga 29 November 2025.
Fakta Lapangan: Padang Sudah “Tenggelam”
Dampak awal dari anomali cuaca ini sudah memakan korban. Di Kota Padang, lima nyawa melayang—tiga di antaranya ditemukan di perumahan elit Luminpark Cluster yang terendam mendadak.
Sementara itu, di Sumatera Utara, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto melaporkan dampak yang tak kalah mengerikan. Rel kereta api amblas, menyebabkan 17 rute perjalanan dibatalkan. Daftar wilayah yang masuk zona merah hujan ekstrem semakin panjang, mencakup Langkat, Medan, Binjai, hingga Tapanuli Selatan.
“Gelombang atmosfer masih aktif. Ini menambah asupan uap air yang membuat langit Sumatra seolah tumpah sekaligus,” jelas Guswanto.
Peta Bahaya 3 Hari ke Depan (27-29 Nov)
Berdasarkan analisis lintasan Siklon Senyar, berikut adalah wilayah potensi yang terdampak:
- Hujan Ekstrem & Angin Kencang:
- Status AWAS: Aceh dan Sumatera Utara.
- Status SIAGA: Sumatera Barat (termasuk Padang Pariaman & Agam) dan Riau.
- Gelombang Laut Ganas:
- Nelayan di Selat Malaka bagian utara, Perairan Aceh, dan Samudra Hindia barat Aceh hingga Nias dilarang melaut. Gelombang diprediksi mencapai ketinggian 2.5 – 4.0 meter.
Seruan BMKG: “Early Warning, Early Action”
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengingatkan bahwa fenomena siklon yang melintasi daratan atau perairan sempit seperti Selat Malaka adalah kejadian langka dan berbahaya.
Lihat postingan ini di Instagram
“Jangan tunggu air masuk rumah,” imbau Andri. BMKG meminta pemerintah daerah di lima provinsi terdampak untuk segera:
- Mengaktifkan sirene peringatan dini di bantaran sungai.
- Mengevakuasi paksa warga di titik rawan longsor perbukitan.
- Memangkas pohon besar yang rawan tumbang diterjang angin 80 km/jam.
Menuju Zero Victim
“Kami tidak ingin menyebar kepanikan, tapi kewaspadaan. Early warning harus menjadi early action menuju zero victim,” pungkas Kepala BMKG.
Bagi warga Sumbar yang kini akses jalannya terputus di Pasar Usang, dan warga Sumut yang rel keretanya amblas, pesan ini jelas: Tetap di tempat aman, tunda perjalanan, dan selamatkan nyawa keluarga Anda. Alam sedang tidak bersahabat, dan Siklon Senyar masih akan “menari” di atas langit Sumatra hingga akhir pekan ini.























