WARTAKITA Sulawesi Selatan, Tana Toraja, – Tidak lama setelah kembali dari Jawa Timur melakukan studi visit di berbagai sekolah pada sekitar bulan November 2015, komite sekolah dan tokoh masyarakat di SDN 183 Balla Bittuang, Tana Toraja membuat deklarasi pembentukan SANE, atau Sangkutu Banne: sebuah perkumpulan masyarakat yang ingin berkonstribusi nyata terhadap sekolah. Sangkutu Banne dalam Bahasa Toraja bisa bermakna Segepok Bibit. “Namun, dalam penjabaran yang lebih luas, Sangkutu Banne merupakan pernyataan tekad dari para orang tua untuk melestarikan bibit yang unggul yaitu para siswa dengan melibatkan diri sebagai bagian integral dari sekolah,” kata Bahar Makkutana, Koordinator USAID PRIORITAS, salah seorang yang mengorganisir keberangkatan mereka kunjung belajar ke sekolah di Jatim (05 April 2016).
“Dalam tekad bersama mereka, Komunitas SANE menyatakan siswa yang sekolah di SDN 183 Balla Bittuang merupakan bibit yang harus dirawat dan semua orang tua harus memberikan perhatian yang lebih baik, terutama mendukung segala keperluan pembelajaran,” ujar Bahar.
Didahului dengan rapat, di sekolah tersebut, SANE telah terbentuk di setiap tingkatan kelas. Dengan SANE, kumpulan tiap orang tua setiap kelas menyusun agenda masing-masing. Salah satu yang paling nampak adalah pembuatan pot bunga dan kolam ikan. Mereka juga memantau kegiatan-kegiatan di sekolah, berpartisipasi dalam mengecat, membersihkan sekolah dan juga keamanan sekolah.
Seperti pembuatan pot bunga, beberapa orang tua ada yang menyumbang pasir, semen, makanan, dan tenaga. Selebihnya bertindak sebagai tenaga pemasar. Setelah pot bunga tersebut jadi, pihak orang tua melakukan promosi kepada masyarakat umum, setiap pot dijual dengan harga 50 ribu rupiah. “Banyak juga diantara anggota SANE yang membeli untuk keperluan di rumah masing-masing,” ujar Apdalina Nanna, Kepala Sekolah.
Hasil penjualan pot bunga itu kemudian disumbangkan kepada pihak sekolah untuk mengatasi kebutuhan pembelajaran, seperti untuk pembelian alat tulis menulis, dan kertas.
Pihak sekolah merasa terbantu dengan kehadiran SANE dan berbagai programnya. “Kami harus meningkatkan mutu pembelajaran, memberikan yang terbaik sebagai jawaban atas dukungan dari komunitas orang tua siswa ke sekolah kami” ujar Herlina Sa’pangallo, guru kelas di sekolah tersebut.
Kolaborasi dan komunikasi yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua siswa di sekolah Balla Bittuang itu menjadikan sekolah tersebut dianggap sebagai milik orang tua siswa, menyatu dengan masyarakat. “SANE sudah menjadi institusi sosial berkarya nyata bagi SDN 183 Balla Bittuang,” ujar Bahar Makkutana
SANE diharapkan bisa tumbuh dan menyebar ke berbagai sekolah di Tana Toraja, sebab fungsi dan peran orang tua siswa di sekolah sangat besar artinya, “Keikutsertaan kami dalam kegiatan-kegiatan USAID PRIORITAS membuka wawasan baru kami untuk berkarya lebih nyata di sekolah,” ujar Misa Layuk, ketua komite sekaligus tokoh masyarakat di Bittuang. (Ajieb)