WARTAKITA Makassar – Sebuah telur dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air bening dan langsung tenggelam. Telur tersebut dimasukkan lagi oleh siswa yang lain ke gelas yang airnya ditambah dengan dua sendok garam, hasilnya melayang. Saat air tersebut ditambah lagi dengan dua sendok garam, telur itu mengapung.
“Percobaan ini dilakukan agar siswa semenjak dini sudah didorong menjadi ilmuwan kecil, yaitu belajar dengan langsung melakukan proses-proses ilmiah,” ujar Ibu Dian, guru MI Madani yang praktik mengajar siswa kelas IV SDN Sudiman III untuk membuktikan adanya pengaruh gaya terhadap benda terapung, melayang dan tenggelam di air (6 April 2016).
Di kelas enamnya, siswa membuat percobaan menghasilkan sumber energi dari gabungan tomat, kentang, dan jeruk. Buah-buah itu dihubungkan dengan plat dan seng, dan di ujung akhir terdapat lampu LED. Ketika digabungkan semua, menyalalah lampu LED tersebut. Percobaan ini dipandu oleh Ibu Rosmala dan Ibu Besse.
Para siswa selama pembelajaran juga difasilitasi oleh guru-guru tersebut merangkai laporan percobaan sesuai dengan bahasa mereka sendiri. Awalnya mereka dipandu menceritakan dengan lisan mereka sendiri apa yang sudah dilakukan. Setelah mampu menceritakan secara lisan, mereka diminta menuliskan laporan secara tertulis. Laporan yang mereka tulis sangat runut, terdiri dari tujuan percobaan, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan, data dan analisis hasil percobaan dan kesimpulan.
Para guru yang mengajar pelajaran IPA dengan percobaan ini merupakan guru-guru dari 12 sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah mitra dan lab Universitas Negeri Makassar dan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang sedang praktik mengajar setelah menerima pelatihan pembelajaran Modul Ketiga USAID PRIORITAS.
Bersama dengan 87 guru yang lain, mereka dilatih selama dua hari metode pembelajaran berdasarkan mata pelajaran yang mereka ampu. Kecuali guru-guru kelas awal, mereka belajar penggunaan buku bacaan berjenjang yaitu buku yang dikhususkan untuk mengatasi tingkat literasi siswa di Indonesia yang masih rendah. Pelatihan diadakan di Hotel Santika (4-6 April 2016).
“Dengan pembelajaran yang kita lakukan, siswa menjadi terstimulasi untuk berpikir secara ilmiah semenjak dini,” ujar Dian. (Ajieb)