Wartakita, Palopo – Pasca pembebasan sepuluh anak buah kapal (ABK) Kapal Brahma XII yang disandera oleh kelompok separatis Abu Sayyaf beberapa hari lalu. Kini pihak keluarga korban dari empat sandera lainnya yang belum dibebaskan di kota Palopo, Sulawesi selatan, Jumat, kehilangan informasi.
Keluarga Samsir, ABK Kapal Tunda Henry, korban pembajakan oleh kelompok Abu Sayyaf di kota Palopo Sulawesi Selatan pada Jum’at pagi tadi mengungkapkan harapannya. Mereka berharap pihak pemerintah dan perusahaan segera membebaskan keempatnya sebelum bulan suci Ramadan tiba, mereka berharap bisa berkumpul lagi seperti tahun tahun sebelumnya.
Pihak keluarga Samsir kehilangan informasi dan komunikasi setelah 10 ABK Kapal Brahma sudah dibebaskan. Komunikasi dari pihak perusahaan tempat Samsir bekerja juga terputus, mereka berharap pihak pemerintah dan perusahaan dapat segera melakukan negosiasi agar keempat korban penyanderaan segera dibebaskan.
Abdullah, kakak laki-laki Samsir yang ditemui di rumanya di jalan Pongsimpin kota Palopo sedih dengan apa yang dialami oleh adiknya, dan kecewa dengan pihak pemerintah serta pihak perusahaan yang beberapa hari terakhir ini belum memberikan kejelasan tentang kondisi Samsir dan ketiga rekannya yang masih disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.
“Belum kami ketahui tentang saudara kami Samsir dan empat orang temannya yang disandera, olehnya itu kami dari pihak keluarga sangat berharap supaya sandera yang empat orang itu segera dibebaskan, mengapa karena tinggal satu bulan lagi memasuki bulan suci Ramadhan, kami keluarga sangat berharap kepada pemerintah dan perusahaan agar segera membebaskan saudara kami Samsir dan rekannya, karena dia adalah tulang punggung keluarga kami,” jelas Abdullah. (Amir / jurnalis warga)