Balai Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Makassar sebagai salah satu unit pelaksana teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan yang melakukan sertifikasi ekspor komoditi perikanan di Sulawesi Selatan melaksanakan pengendalian sistem perkarantinaan ikan, serta pengendalian sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan.
Dari hasil pengendalian tersebut, BPPMHKP Makassar mencatat volume ekspor komoditi perikanan di Tahun 2023 adalah sebesar 201.843 ton senilai Rp. 7,6 Triliun.
Plt. Kepala Balai Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan Makassar, Mohammad Zamrud mengatakan volume ekspor komoditi perikanan di Tahun 2023 ini didominasi oleh rumput laut kering yang mengambil porsi sebesar 85,4% dan produk turunan rumput laut berupa karaginan sebesar 4,9% dari total volume ekspor komoditi perikanan Sulawesi Selatan.
Selain rumput laut, komoditi lain yang juga menjadi andalan Sulawesi Selatan di tahun 2023 adalah udang vannamei sebesar 3,0%, gurita sebesar 1,4%, dan tuna sebesar 1,3%. Komoditi perikanan tersebut diekspor ke 55 negara di lima benua di seluruh dunia dengan porsi terbesar adalah ke China, Vietnam, Jepang, Chili, dan Amerika Serikat.
“Bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, volume ekspor komoditi perikanan tersebut terus bertumbuh,” ujarnya.
Sejak pandemi Covid-19 di tahun 2020, volume ekspor komoditi perikanan meningkat di tahun berikutnya dari angka 158.050 ton di tahun 2020 menjadi 179.180 ton di tahun 2021. Angka ini kembali meningkat di tahun berikutnya menjadi 192.128 ton di tahun 2022 dan terus meningkat hingga mencapai 201.843 ton di tahun 2023.
Peran BPPMHKP Makassar untuk menjaga produk perikanan Sulawesi Selatan dalam pemenuhan persyaratan impor negara tujuan sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan dunia terhadap produk perikanan asal Sulawesi Selatan.
“Semoga kelancaran ekspor komoditi perikanan dapat pula meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan turut mensejahterakan petani ikan dan nelayan di propinsi Sulawesi Selatan,” pungkasnya.