JAKARTA – PT PLN (Persero) merencakan konversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) ke pembangkit listrik bersumber energi baru terbarukan (EBT). Langkah tersebut akan dilakukan sebagai salah satu upaya menggenjot bauran EBT.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, pihaknya akan mengubah 5.200 unit PLTD di 2.130 lokasi ke pembangkit listrik EBT dengan potensi energi sebesar 2 giga watt (GW).
“Kami yakin program ini dapat berikan manfaat besar,” katanya dalam video conference, Senin (2/11/2020).
Rencananya, konversi akan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama, konversi akan dilakukan terhadap PLTD yang terdapat di 200 lokasi dengan potensi energi sebsar 225 MW.
Kemudian, tahap kedua akan dilakukan dengan potensi konversi energi sebsar 500 MW dan tahap terakhir sebesar 1.300 MW.
“Ini merupakan upaya strategis PLN untuk mendorong bauran energi baru terbarukan guna meningkatkan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan,” ujar Zulkifli.
Selain meningkatkan bauran EBT, konversi PLTD ke EBT ini juga disebut akan meningkatkan ketahanan energi nasional, karena tidak lagi mengandalkan bahan bakar minyak (BBM) yang sebagian besar masih diimpor.
“Demikian pula sejalan dengan program Pemerintah untuk membangun Indonesia sentris maka listrik akan hadir merata sampai ke pelosok tanah air,” tutur Zulkifli.
Lebih lanjut, Zulkifli menilai, manfaat besar akan dirasakan di daerah terpencil setelah beralih ke EBT, selain ramah lingkungan, listrik tersedia 24 jam akan membuka peluang pembangunan ekonomi baru dalam skala lokal.
“Konversi PLTD ini merupakan bagian dari upaya PLN mengeksplorasi sumber energi ramah lingkungan dan menggali potensi energi setempat, serta memperhitungkan potensi pengembangan dan konsumsi listrik di masa mendatang di wilayah tersebut,” ucapnya.