Biasanya, di hari raya Kurban, kemanapun berkunjung selalu tersaji hidangan daging kurban. Mereka yang memiliki riwayat kolesterol tinggi, sebaiknya memperhatikan fakta dan mitos tentang kolesterol yang berasal dari mengkonsumsi daging.
Kolesterol tinggi termasuk faktor risiko penyakit jantung dan stroke. Namun, banyak orang yang masih bingung tentang apa yang menyebabkan kolesterol tinggi dan bagaimana cara mencegahnya.
Berikut adalah 10 fakta dan mitos tentang kolesterol tinggi karena makan daging.
1. Fakta: Daging mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Lemak jenuh adalah jenis lemak yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Kolesterol adalah zat berlemak yang dibuat oleh hati dan juga ditemukan dalam beberapa makanan hewani, termasuk daging. Kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang dapat mengganggu aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. (Sumber)
2. Mitos: Semua daging sama-sama buruk untuk kolesterol. Tidak semua daging memiliki kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang sama. Daging merah, seperti sapi, kambing, dan domba, cenderung memiliki lebih banyak lemak jenuh dan kolesterol daripada daging putih, seperti ayam, ikan, dan kalkun. Selain itu, bagian daging yang berbeda juga memiliki kadar lemak yang berbeda. Misalnya, dada ayam tanpa kulit lebih rendah lemak daripada paha ayam dengan kulit. (Sumber)
3. Fakta: Cara memasak daging dapat memengaruhi kadar kolesterol. Cara memasak daging dapat menambah atau mengurangi jumlah lemak jenuh dan kolesterol yang dikonsumsi. Cara memasak yang sehat adalah dengan merebus, mengukus, memanggang, atau menumis dengan sedikit minyak. Hindari cara memasak yang tidak sehat, seperti menggoreng dalam minyak banyak, menambahkan mentega atau keju, atau menggunakan saus berlemak. (Sumber)
4. Mitos: Makan daging setiap hari tidak masalah selama dalam porsi kecil. Makan daging setiap hari dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi, terutama jika daging yang dimakan adalah daging merah atau daging olahan, seperti sosis, bacon, atau ham. Daging olahan biasanya mengandung lebih banyak lemak jenuh, kolesterol, garam, dan bahan pengawet yang dapat merusak pembuluh darah. Sebaiknya batasi konsumsi daging merah menjadi tidak lebih dari 500 gram per minggu dan hindari atau kurangi konsumsi daging olahan. (Sumber)
5. Fakta: Ada alternatif protein lain selain daging yang lebih baik untuk kolesterol. Protein adalah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel. Namun, tidak semua sumber protein sama-sama baik untuk kolesterol. Ada alternatif protein lain selain daging yang lebih rendah lemak jenuh dan kolesterol, seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, telur, susu rendah lemak, dan yogurt. (Sumber)
6. Mitos: Makan daging organik atau bebas hormon dapat mencegah kolesterol tinggi. Makan daging organik atau bebas hormon mungkin memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan dan lingkungan, tetapi tidak berarti dapat mencegah kolesterol tinggi. Daging organik atau bebas hormon masih mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang dapat meningkatkan kadar LDL dalam darah jika dikonsumsi secara berlebihan. (Sumber)
7. Fakta: Makan sayur dan buah dapat membantu menurunkan kolesterol. Sayur dan buah adalah sumber serat larut yang dapat membantu menurunkan kadar LDL dalam darah dengan mengikat dan mengeluarkan kelebihan kolesterol dari tubuh. Sayur dan buah juga mengandung antioksidan yang dapat melindungi pembuluh darah dari kerusakan akibat radikal bebas. Sebaiknya konsumsi setidaknya lima porsi sayur dan buah setiap hari dengan variasi warna dan jenis. (Sumber)
8. Mitos: Minum jus jeruk setelah makan daging dapat menetralkan efek buruknya. Minum jus jeruk setelah makan daging tidak dapat menetralkan efek buruknya terhadap kolesterol. Jus jeruk memang mengandung vitamin C yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, tetapi tidak dapat menghapus lemak jenuh dan kolesterol yang sudah masuk ke dalam darah. Selain itu, jus jeruk juga mengandung gula yang dapat meningkatkan kadar gula darah dan berat badan jika dikonsumsi secara berlebihan. (Sumber)
9. Fakta: Olahraga secara teratur dapat membantu menurunkan kolesterol. Olahraga secara teratur dapat membantu menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. HDL adalah jenis kolesterol yang dapat membantu membersihkan kelebihan LDL dari pembuluh darah dan mengembalikannya ke hati untuk diuraikan. Olahraga juga dapat membantu menurunkan berat badan, tekanan darah, dan stres yang dapat mempengaruhi kolesterol. Sebaiknya olahraga setidaknya 150 menit per minggu dengan intensitas sedang hingga tinggi. (Sumber)
10. Mitos: Mengonsumsi obat penurun kolesterol dapat menggantikan gaya hidup sehat. Mengonsumsi obat penurun kolesterol, seperti statin, mungkin diperlukan bagi beberapa orang yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit jantung dan stroke akibat kolesterol tinggi. Namun, obat penurun kolesterol tidak dapat menggantikan gaya hidup sehat yang meliputi makan seimbang, berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan menghindari alkohol. Obat penurun kolesterol juga dapat memiliki efek samping, seperti nyeri otot, gangguan pencernaan, dan gangguan hati. (Sumber)