Wartakita.id – Seperti yang tertulis di situs resmi ITB, laporan dari Dr. Mirzam Abdurrachman ST.MT. Dampak dari erupsi Gunung Soputan, membuat abu vulkanik mulai jatuh ke rumah-rumah warga. Hal tersebut tentu dapat menimbulkan gangguan pernapasan.
Abu vulkanik yang turun memiliki kandungan asam tinggi yang dapat menyebabkan iritasi paru-paru dan mata. Asam yang terkandung dengan mudah tercuci oleh air hujan sehingga dapat mencemari persediaan air dan mengganggu tanaman.
Untuk mengantasipasi dampak buruk abu vulkanik tersebut, Dr. Mirzam memberikan beberapa tips yang bisa diikuti oleh masyarakat yang berada di daerah Gunung Soputan atau di daerah gunung api yang sering mengeluarkan abu vulkanik.
Pertama kata Dr. Mirzam, kurangi berkendara. Abu vulkanik dapat mengurangi jarak pandang, jika tetap harus berkendaraan maka kemudikanlah kendaran secara perlahan.
Kedua, kurangi jumlah abu di dalam rumah dengan menutup semua jendela dan pintu selagi memungkinkan untuk mengurangi masuknya abu vulkanik. “Karena semakin dalam kita menarik napas maka semakin dalam pula abu vulkanik masuk ke paru-paru kita,” kata Mirzam dalam tulisan yang dikirim ke Humas ITB.
Ketiga, jika akan bepergian sediakanlah pelindung mata dengan kacamata dan juga masker. Gunakan segera untuk mengurangi iritasi mata dan paru-paru. Masker sebaiknya dibasahi agar proses penyaringan abu vulkanik bekerja maksimal.
Tips keempat mengenai makanan dan minuman. Setelah hujan abu ringan biasanya aman untuk mengkonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi namun akan lebih baik jika mengkonsumsi makanan yang sudah dicuci atau tertutup kemasan dan menyaring air minum terlebih dahulu. Sediakan cadangan terutama air minum setidaknya untuk satu minggu.
Kelima, ketika akan melakukan pembersihan abu vulkanik, beri sedikit air. Membersihkan abu dalam keadaan kering memberikan kesempatan untuk terbang kembali. Berhati-hatilah ketika memberikan air pada abu yang hendak dibersihkan dari atap rumah, karena kelebihan air akan menambah beban dan menyebabkan atap roboh.
Tips Buat Anak-Anak
Selain orang dewasa, anak-anak juga menghadapi bahaya yang sama dengan kelompok usia lainnya. Namun mereka memiliki resiko yang lebih tinggi karena secara fisik mereka lebih kecil. Selain itu secara psikologis mereka belum mampu melakukan tindakan rasional seperti halnya orang dewasa.
Untuk itu, jaga anak-anak tetap berada di ruangan, nasehati agar mereka tidak bermain dan lari-lari untuk menghindari abu vulkanik terbang dan masuk ke pernafasan, gunakan masker anak-anak dan kacamata jika harus mengungsi ke tempat yang lebih aman, sediakan perbekalan secukupnya, dan usahakan mereka merasa “nyaman” dan “aman” bersama kita. “Memang paparan abu vulkanik dalam jumlah kecil tidak membahayakan, namun ada baiknya dilakukan pencegahan berikut,” ucapnya.