Beberapa minggu terakhir ini bagaikan roller coaster bagi Pi Network. Koin yang pernah digadang-gadang bakal mengubah cara kita melihat kripto dengan penambangan simpel via ponsel kini terperosok dalam krisis terbesarnya. Harga anjlok drastis, pengguna geram memenuhi media sosial, dan tuduhan penipuan kian kencang berhembus. Apa yang sebenarnya terjadi?
Harga Pi Jatuh Bebas: Dari Puncak $2,99 ke Ambang $0,90
Bayangkan ini: akhir Februari lalu, Pi Coin berdiri gagah di $2,99, nilai tertingginya sepanjang masa. Tapi, dalam waktu kurang dari sebulan, harganya ambruk lebih dari 60%, kini bertahan di kisaran $0,90 per 21 Maret 2025. Penyebabnya? Gelombang pelepasan token besar-besaran yang membanjiri pasar dengan lebih dari 100 juta koin. Pasokan melonjak, tapi permintaan malah lesu. Volume perdagangan menyusut, minat investor memudar, dan sentimen komunitas ikut terjun bebas. Akibatnya, dalam seminggu, Pi melorot dari peringkat 11 ke 23 berdasarkan kapitalisasi pasar. Rebound kecil sempat muncul, tapi tanpa dukungan volume kuat, itu cuma ilusi sementara.
Drama Binance: Harapan Palsu yang Bikin Panas
Salah satu pukulan telak buat pendukung Pi adalah kegagalan masuk daftar Binance. Padahal, Pi menang telak dengan 86% suara di jajak pendapat komunitas “Vote to List”. Tapi, mimpi itu pupus. Binance punya aturan ketat: koin harus berjalan di BNB Smart Chain, sementara Pi punya blockchain sendiri. Komunitas merasa dikhianati. Banyak yang mengira polling itu jaminan listing, tapi kenyataan berkata lain. Reaksi pun beragam—ada yang bombardir Binance dengan ulasan negatif, ada pula yang tuduh mereka lebih suka token meme ketimbang proyek serius. Sayangnya, ini bisa jadi bumerang. Binance tegas bilang, “Jangan coba tekan kami dengan FUD, atau koinmu masuk daftar hitam.” Ouch!
Tuduhan Penipuan yang Makin Keras
Kerenanya belum reda, tuduhan serius datang dari Justin Bons, pendiri CyberCapital. Pada 19 Maret 2025, ia blak-blakan di X menyebut Pi Network penipuan terang-terangan. Menurutnya, sistem “penambangan” via ponsel cuma gimmick MLM, tak berkontribusi pada konsensus blockchain. Ia juga kritik Pi yang tersentralisasi, wajib KYC bahkan untuk transaksi sederhana, dan kurang transparan soal alokasi token—diduga 20% pasokan dikuasai segelintir orang dalam. Bons bukan suara tunggal. Ben Zhou dari Bybit juga pernah singgung hal serupa pasca peluncuran mainnet Februari lalu, merujuk peringatan polisi China 2023 yang sebut Pi scam targeting lansia. Meski Pi bantah keras, cap buruk ini susah luntur.
Komunitas Kacau: KYC Bermasalah, Token Terjebak
Batas waktu KYC 14 Maret 2025 jadi biang keladi baru. Banyak pengguna telat verifikasi, token mereka pun terkunci. Yang lebih parah, beberapa pioneer yang sudah migrasi ke blockchain ngaku tokennya bermasalah—ada yang balik ke aplikasi, hilang dari dashboard, atau tak bisa dipindah tanpa alasan jelas. Bahkan yang lolos KYC was-was. Jadwal unlocking token berikutnya tinggal hitungan minggu, dan kalau pasar kebanjiran lagi, harga bisa makin terpuruk.
Ke Mana Pi Network Berlabuh?
Saat ini, Pi Coin bertahan di support $0,90. Kalau jebol, $0,80 atau lebih rendah jadi ancaman nyata. Harapan pemulihan? Butuh keajaiban—entah pengumuman besar dari tim Pi atau (walau kecil peluangnya) listing di Binance. Minggu-minggu ke depan bakal jadi penentu. Kalau tim Pi bisa bangkitkan kepercayaan dengan komunikasi jernih dan langkah konkret, mungkin ada cahaya di ujung terowongan. Tapi kalau tidak, Pi bisa jadi kisah peringatan baru di dunia kripto.
—
Artikel tech repiw.com untuk pembaca wartakita.id