Jajanan untuk anak-anak baik di sekolah maupun di sekitar rumah kini berbeda dengan jajanan di tahun 90-an berupa penganan kampung dan berbahan alami. Warna hijau jajanan dulu yang sehat berasal dari daun pandan, kini hijaunya lebih cerah dan beberapa pedagang ada yang tega menggunakan pewarna pakaian demi untung besar.
Bukan hanya pewarna yang bukan untuk makanan, bahan-bahan berbahaya lain juga sering ditambahkan oleh pedagang jahat pada dagangan mereka. Berikut ini beberapa bahan berbahaya yang pernah ditemui terkandung dalam jajanan.
Formalin sebagai pengawet
Formalin adalah larutan tidak berwarna. Baunya sangat tajam, dan biasa digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan disinfektan bagi peralatan rumah sakit. Penggunaan lain adalah sebagai bahan pengawet bagi mayat. Bahan ini telah dilarang untuk digunakan sebagai pengawet makanan.
Formalin sangat berbahaya bagi tubuh. Jika terhirup, ia dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Jika mengenai kulit, ia bisa menyebabkan luka bakar atau reaksi alergi. Dan jika tertelan, ia dapat menimbulkan rasa terbakar pada mulut, tenggorokan dan perut, sakit ketika menelan, mual, kejang, bahkan menyebabkan koma. Konsumsi formalin dalam jangka panjang juga memicu penyakit berbahaya, seperti kanker. Dan tahukah Anda, bahwa jika konsumsi formalin sebanyak 30 ml (tiga sendok makan) dapat menyebabkan kematian?
Penggunaan formalin biasa ditemukan pada beberapa jajanan seperti mie basah, tahu, ikan kering maupun basah. Untuk menghindarinya, kenali ciri-ciri berikut. Mie yang mengandung formalin tidak lengket, dan secara fisik terlihat lebih mengkilat. Penggunaan pada tahu menyebabkan tahu tak mudah hancur, sementara ikan dengan formalin biasanya dijauhi lalat. Anda juga bisa mendeteksinya dari bau, karena makanan dengan formalin akan mengeluarkan aroma khas bahan kimia.
Boraks juga sering digunakan sebagai pengawet
Lain formalin, lain boraks. Boraks merupakan sebuah senyawa berbentuk Kristal putih. Ia tak berbau dan stabil terhadap suhu dan tekanan. Boraks, jika larut dalam air, akan menjadi asam borat. Salah satu bentuk turunan boraks yang kerap disalahgunakan adalah bleng. Boraks sendiri biasa dipakai sebagai bahan pembuat deterjen dan antiseptik.
Sama dengan formalin, boraks juga berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan mata, serta tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa iritasi saluran pernapasan, iritasi kulit dan mata, sakit kepala, nyeri pada perut bagian atas, dan mual. Penggunaan jangka panjang akan merusak ginjal, kegagalan sistem sirkulasi tubuh akut, hingga kematian. Konsumsi boraks sebanyak 5-10 gram pada anak-anak dapat menyebabkan shock dan kematian.
Makanan yang biasa menjadi sasaran penggunaan boraks antara lain mie, bakso, cilok, lontong, otak-otak, dan beragam kerupuk. Pada mie, bakso, cilok, lontong dan otak-otak, boraks membuat teksturnya menjadi sangat kenyal, tidak lengket, serta tidak mudah putus. Sementara pada kerupuk, boraks membuatnya sangat renyah dan terasa getir di mulut. Waspadai jajanan-jajanan anak di sekolah.
Cara mengetes ada atau tidak kandungan boraks cukup mudah. Tusukkan tusuk gigi bersih pada kunyit, lalu tusukkan pada bakso atau makanan lain yang ingin kita uji, diamkan 1-2 detik lalu cabut kembali tusuk giginya, tunggu 5-10 detik lapisan kunyit pada tusuk gigi bereaksi dengan kandungan makanan yang kita uji.
Bila tidak mengandung boraks warnanya akan tetap kuning. Bila mengandung boraks, tusuk gigi yang kena kunyit akan berubah warna menjadi merah.
Rhodamin B dan Methanyl Yellow
Rhodamin B merupakan pewarna sintesis berbentuk Kristal merah, yang dalam larutan akan berwarna merah terang. Sementara, Methanyl Yellow adalah zat warna berwarna kuning kecoklatan yang berbentuk serbuk. Keduanya biasa digunakan pada indsutri tekstil dan kertas.
Kedua bahan di atas membahayakan tubuh karena dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Jika terpapar pada bibir, ia dapat menyebabkan bibir menjadi pecah-pecah, kering, gatal, dan terkelupas. Lebih jauh, ia dapat memicu gangguan fungsi hati, kandung kemih, serta kanker. Penyalahgunaan keduan bahan ini biasa ditemui pada jajanan kerupuk, terasi, gulali, hingga sirup berwarna merah.
Cara untuk mengenali keberadaan dua bahan ini adalah dengan mengenali warnanya. Perhatikan apakah jajanan memiliki warna merah atau kuning yang sangat mencolok dan cenderung berpendar. Kemudian, lihat apakah terdapat titik-titik warna yang tidak merata. Jika ya, tinggalkan.
Mari selamatkan anak-anak dari jajanan pangan yang berbahaya.