WARTAKITA.ID – Di era new normal, masyarakat berbondong-bondong mendatangi restoran favoritnya untuk menyantap menu yang sudah diidam-idamkan sejak lama, melupakan teknologi yang selama ini bisa mewujudkan itu semua dari rumah.
Indah, Icha, dan Sarah janjian makan di salah satu restoran sushi populer, yakni Sushi Tei di sebuah Sabtu sore yang syahdu. Awalnya mereka semangat datang dan sudah membayangkan dapat menyantap sushi dan sashimi berpiring-piring sambil duduk anteng di meja.
Saat tiba di sebuah mal di Jakarta, mereka harus memindai barcode sebelum memasuki gedung. Semacam absen kalau mau masuk kantor, barcode itu kemudian dapat mengarahkan pengunjung ke laman yang harus diisi dengan data singkat tentang informasi diri.
Setelah berhasil ke mal, mereka langsung menuju ke restoran sushi tersebut.
Tanpa bermaksud memberikan plot twist ala film thriller, dari luar restoran terlihat orang-orang yang cukup berkerumun lantaran tengah menunggu waiting-list. Derita sendiri sih, siapa suruh ke mal saat malam Minggu?
Mereka segera mendaftarkan diri dan mendapat urutan ke-tujuh. Kalau tidak mengingat betapa lezatnya tiap salmon dan tuna yang akan mereka santap, mungkin mereka sudah menyerah.
Setelah menunggu 25 menit, akhirnya mereka dipanggil dan diarahkan ke meja. Di sana, tiap bangku dan sofa diberi tanda “X” agar jarak duduk tiap pengunjung tidak berdekatan. Yup, walaupun new normal, social distancing masih diwajibkan.
Mereka menunggu pelayan, kemudian mereka diberi arahan, “silakan scan barcode di meja ya untuk melihat menu, nanti tinggal panggil kalau mau pesan.”
Ternyata di meja makan, ada tempelan barcode yang bisa dipindai menggunakan kamera ponsel, dan akan mengarahkan menu makanan. Menu ala new normal tak lain dan tak bukan adalah versi situs web yang bisa di-swipe seperti buku manual dan menunya tidak selengkap dulu.
Setelah memesan ini-itu di tengah perut keroncongan, makanan yang datang pun cukup lama. Rentang waktunya bisa 10 sampai 15 menit sekali.
“Ngapain makan di tempat ya kalau begini? Kayaknya bisa pesan langsung pakai kurir makanan seperti GrabFood atau GoFood, deh,” celetuk Icha.
Memang tidak salah jika ingin kembali ‘normal’ dengan makan di restoran, namun jika masih sama-sama mengandalkan teknologi, rasanya lebih efisien jika mengandalkan teknologi dari rumah.
Kita hanya perlu mengeluarkan biaya ongkir driver ojek online atau jasa kurir online lainnya untuk mengantar makanan, tak perlu repot memikirkan biaya bensin dan parkir.
Tapi di mana pun memanfaatkan teknologi, selalu menjaga kebersihan dan keselamatan, ya!