Wartakita.id, JAKARTA – Meski telah mengakhiri masa jabatan sebagai wali kota Makassar sebulan lalu, namun sosoknya terus saja dibicarakan dan menuai apresiasi publik nasional. Wali Kota Makassar periode 2014-2019 Moh. Ramdhan Pomanto atau yang akrab disapa Danny Pomanto (DP) bahkan dinilai sebagai tokoh nasional terbaik berdedikasi untuk kesehatan oleh Forum Ikatan Kedokteran Seluruh Indonesia (FIAKSI).
Bekerjasama dengan Universitas Trisakti, Dompet Dhuafa, PTTEP, dan FIAKSI Danny memperoleh Penghargaan Pejuang Kesehatan (Health Warrior Award) penghargaan untuk tokoh nasional berdedikasi untuk kesehatan dan aktivis kesehatan inspiratif.
“Saya juga kaget dengan penghargaan ini. Tapi ini apresiasi selama lima tahun kami membuat trobosan kesehatan untuk masyarakat di mana kami membuat Home Care with Telemedicine,” ucap Danny di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jumat (28/6).
Ramdhan Pomanto mendapat apresiasi sebagai yang terbaik tahun ini sebagai tokoh nasional berdedikasi untuk kesehatan. Karena itu juga, dirinya didaulat sebagai narasumber seminar nasional kesehatan berpanel dengan para ahli kesehatan tersohor di Indonesia.
Mereka adalah Wakil Menteri Kesehatan 2011-2014 Prof. dr. Ali Ghufron, M, Ph.D, Bupati Jember 2016-2021 dr. Hj. Faida, MMR, Peneliti Ahli Penyakit Diare pada Anak terbaik Asia Tenggara Prof. dr. Sri Suparyati, Ph.D, dan Pakar Penyakit Nutrisi Metabolik Anak dr. Damayanti R. Sjarif, Dokter dan Publik Figure dr. Lula Kamal, dan Artis Titiek Puspa.
Danny menceritakan bagaimana dirinya mencoba mengatasi kesulitan masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan. Dengan sistem homecare, maka setiap warga bisa terlayani kebutuhan kesehatannya langsung di rumah mereka secara gratis selama 24 jam.
Inovasi ini sendiri telah digunakan secara nasional dan menjadi percontohan program kesehatan di ASEAN. Sistem homecare dikompilasikan dengan sistem smart city yang tengah dikembangkan pemerintah kota Makassar saat kepemimpinan Danny.
“Layanan kesehatan ini memakai ambulance kecil ‘Dottoro’ta’. dilengkapi dengan tele-EKG, tele-USG, dan tele-Spidometri. Sehingga dokter umum yang mendiagnosa pasien di rumah langsung berkomunikasi dengan dokter ahli melalui android di manapun berada. Hasil diagnosa akan segera terbit kurang dari 15 menit untuk segera diberi penindakan secara medis,” pungkasnya.
Sistem ini juga memangkas waktu pasien yang terlalu lama menunggu. Misalnya, menunggu pinjaman uang, menunggu tumpangan ke Rumah Sakit, Menunggu dokter, dan berbagai kesusahan menunggu lainnya. Dengan Homecare masyarakat langsung mendapatkan layanan di rumahnya.
Trobosan inilah yang dinilai Ikatan Alumni Kedokteran Seluruh Indonesia bekerjasama Dompet Dhuafa sehingga menganugerahka penghargaan Health Warrior Award 2019 ini.
Penyerahan penghargaan berlangsung di Audiotorium Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta, Jumat, (28/6).
Pemberian penghargaan ini menjadi catatan prestasi dan merupakan upaya untuk memberikan apresiasi kepada tokoh nasional atas dasar penilaian terhadap dampak, komitmen, prestasi, keberlanjutan, dan penggerak yang ada dalam diri tokoh nasional yang dipilih. (*)