Wartakita.id MAKASSAR – Sebanyak 76 fasilitator daerah dari 13 kabupaten/kota di Sulsel ditambah 8 orang dari Papua mendapatkan pelatihan untuk pelatih (ToT) menggunakan buku bacaan berjenjang.
Pelatihan tersebut berlangsung selama lima hari (23 -27 Februari 2016) di hotel M. Regency Makassar. “Selama pelatihan mereka langsung melakukan simulasi didepan teman-temanya menggunakan buku tersebut dan praktik mengajar di kelas awal di sekolah yang telah ditunjuk agar ketika sampai di daerah, mereka sudah memiliki dasar yang cukup kuat melatih guru-guru,” ujar Hamsah, Technical Coordinator Buku Bacaan Berjenjang USAID PRIORITAS Sulsel sebagai penanggung jawab program (26/2).
Salah satu bahan materi yang amat penting dalam pelatihan ini adalah video. Para peserta mengamati bagaimana guru model di video mengajar dengan buku bacaan berjenjang dan peserta diminta menuliskan dalam lembar kerja identifikasi bagaimana pengelolaan kelas, peran guru, kegiatan siswa dan hal-hal yang menarik lainnya.
Fasda sedang simulasi mengajar menggunakan buku bacaan berjenjang di depan teman sesama guru.Hasil identifikasi kemudian dipresentasekan di kelompok lain. Enam fasiliator nasional dan provinsi kemudian membimbing mereka untuk mencapai kesimpulan yang benar.
Dalam pembukaan pelatihan, Jamaruddin Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sulsel, mengatakan tujuan adanya program buku bacaan berjenjang adalah agar anak lancar membaca dan mudah memahami bacaan. “Tanpa ketrampilan memahami bacaan, kemampuan akademik siswa tidak berkembang,” jelas Jamaruddin.
Para fasiliator dilatih untuk mempraktikkan membaca bersama, membaca terbimbing dan membaca mandiri. Mereka melakukan praktik di SD inpres Bertingkat Mamajang, SD Negeri Mamajang, dan SDN Tanggul Patompo.
Model buku bacaan berjenjang sudah lumrah diajarkan di negara-negara yang maju tingkat literasinya dan terbukti efektif membuat siswa bukan cuma lancar membaca, tapi juga memahami bacaan. “Kita kenalkan buku bacaan seperti ini ke publik Sulawesi sebagai langkah awal mengenal penggunaan buku semacam ini lebih jauh. Kita berharap suatu saat, para guru kita bisa juga berkarya secara kreatif membuat buku sendiri semacam ini,” ujar Mustajib, Communication Specialist USAID PRIORITAS. (*)