Sabtu, 20 Desember 2025
  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • PEMBELAJARAN
    • HUKUM
    • NUSANTARA
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SEPAK BOLA
    • #CEKFAKTA
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • TEKNOLOGI
  • KONTAK
    • Mari Bermitra
    • Tentang Wartakita
    • Tim Redaksi
    • Kebijakan Privasi
    • TRAKTIR KOPI
No Result
View All Result
WartakitaID
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • PEMBELAJARAN
    • HUKUM
    • NUSANTARA
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SEPAK BOLA
    • #CEKFAKTA
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • TEKNOLOGI
  • KONTAK
    • Mari Bermitra
    • Tentang Wartakita
    • Tim Redaksi
    • Kebijakan Privasi
    • TRAKTIR KOPI
No Result
View All Result
WartakitaID
No Result
View All Result
Home Makassar & Sulsel

Swasembada Pangan Sulawesi Selatan: Menganalisis Peran Kritis Petani Milenial dan Inovasi Teknologi dalam Mengamankan Ketahanan Pangan Nasional

Kementan libatkan petani milenial untuk kelola 200 hektar lahan per tim.

by R. Rahmat Nur
02/12/2024
in Makassar & Sulsel, Pertanian
Reading Time: 6 mins read
A A
Wartakita Petani Milenial Sulsel

MAKASSAR, WartaKita.id – Sulawesi Selatan, yang lama dikenal sebagai lumbung padi nasional, kini menjadi medan utama pertarungan strategis demi mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan. Melalui peluncuran Tim Pendamping Brigade Sulawesi Selatan pada awal Desember 2024, pemerintah mengambil langkah konkret dan mendalam, berfokus pada penggerak utama: petani milenial. Program ambisius ini tidak sekadar menargetkan peningkatan produksi, tetapi juga mentransformasi sektor pertanian daerah dengan adopsi teknologi modern dan pemberdayaan generasi muda, menjawab tantangan kompleks ketahanan pangan di tengah perubahan iklim dan dinamika pasar global.

Empat kabupaten strategis—Bone, Wajo, Sidenreng Rappang, dan Pinrang—yang merupakan sentra produksi pangan utama di Sulsel, menjadi titik awal implementasi program ini. Kolaborasi erat antara Tim Pendamping Brigade, Satuan Tugas (Satgas) Swasembada Pangan, dan Dinas Pertanian setempat menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengintegrasikan berbagai elemen untuk mencapai tujuan. Inisiatif ini menandai pergeseran paradigma, dari sekadar bantuan konvensional menjadi pendekatan holistik yang memadukan sumber daya manusia, teknologi, dan manajemen lahan yang terstruktur.

Membedah Model Brigade: Kekuatan Kolektif Petani Milenial

Inti dari program ini adalah pembentukan brigade pangan, sebuah struktur inovatif yang menempatkan petani milenial sebagai garda terdepan. Setiap brigade terdiri dari 15 petani muda yang bertanggung jawab mengelola lahan seluas 200 hektar. Model ini dirancang untuk menciptakan efisiensi skala, memfasilitasi adopsi teknologi secara kolektif, dan membangun komunitas pertanian yang adaptif. Pendekatan terstruktur ini diharapkan mampu mengatasi fragmentasi lahan dan kekurangan tenaga kerja yang sering menghambat produktivitas di sektor pertanian tradisional.

Kementerian Pertanian (Kementan) tak main-main dalam mendukung program ini. Tahap awal disokong oleh 400 pendamping profesional dan 50 mentor berpengalaman. Para pendamping ini berasal dari berbagai latar belakang, termasuk penyuluh pertanian, dosen, guru, dan widyaiswara, yang memiliki keahlian spesifik dalam agroteknologi, manajemen bisnis pertanian, hingga literasi digital. Mereka bertugas sebagai fasilitator dan akselerator, mendampingi setiap lima brigade untuk memastikan kelancaran operasional, penerapan praktik pertanian terbaik, serta transfer pengetahuan tentang teknologi modern. Pendampingan intensif ini krusial untuk menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan, memastikan petani milenial tidak hanya inovatif tetapi juga adaptif terhadap tantangan riil.

Mengapa Petani Milenial Menjadi Kunci Swasembada Pangan?

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang juga putra daerah Sulawesi Selatan, menegaskan bahwa peran generasi muda adalah pondasi utama keberhasilan program ini. “Kunci sukses swasembada pangan ada pada generasi muda. Dengan memanfaatkan teknologi modern dan kekayaan sumber daya alam kita, saya yakin target ini bisa tercapai,” ujarnya dengan optimis. Pernyataan ini bukan sekadar retorika, melainkan sebuah strategi yang berlandaskan data dan kebutuhan mendesak.

Sektor pertanian di Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan, menghadapi tantangan regenerasi petani yang serius. Data BPS menunjukkan rata-rata usia petani terus meningkat, mengindikasikan kurangnya minat generasi muda untuk bergelut di sektor ini. Petani milenial, dengan keterbukaan mereka terhadap inovasi dan adaptasi teknologi, menawarkan solusi vital. Mereka cenderung lebih cepat mengadopsi pertanian presisi (precision farming), penggunaan drone untuk pemantauan lahan, aplikasi digital untuk manajemen irigasi, serta teknik budidaya yang berkelanjutan. Ini adalah ‘mengapa’ utama di balik fokus pada generasi muda; mereka bukan hanya penerus, tetapi agen perubahan yang mampu membawa pertanian Sulsel ke era digital dan berkelanjutan.

Dr. Detia Tri Yunandar, Direktur Polbangtan Gowa, yang memiliki peran sentral di Kabupaten Bone dan Wajo, menekankan pentingnya peran petani milenial. “Tahun ini, kita melibatkan lebih banyak kaum muda, baik sebagai pendamping maupun anggota brigade. Tantangan yang muncul di lapangan harus dijadikan peluang untuk belajar dan berkembang,” ungkapnya. Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa program ini bukan tanpa hambatan. Tantangan seperti akses permodalan, fluktuasi harga komoditas, dan perubahan iklim yang ekstrem adalah realitas yang harus dihadapi. Namun, melalui pendekatan brigade dan pendampingan, diharapkan petani milenial dapat dibekali tidak hanya dengan keterampilan teknis, tetapi juga ketahanan mental dan kemampuan adaptasi.

Dampak Strategis dan Kontekstualisasi untuk Sulawesi Selatan

Hingga saat ini, program ini telah membentuk lebih dari 1.500 brigade pangan di 12 provinsi, menunjukkan skala dan ambisi nasional. Namun, di Sulawesi Selatan, dampaknya terasa sangat relevan dan mendesak. Sulawesi Selatan secara historis adalah salah satu provinsi penyangga pangan nasional, khususnya beras. Data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan produksi padi yang signifikan, namun juga menghadapi ancaman konversi lahan pertanian, dampak El Nino yang menyebabkan kekeringan di beberapa musim tanam, serta serangan hama dan penyakit yang kian kompleks.

Program Brigade Swasembada Pangan ini diharapkan dapat mengatasi berbagai persoalan tersebut. Dengan lahan 200 hektar per brigade, skala ekonomi yang dicapai akan lebih besar, memungkinkan investasi pada alat dan mesin pertanian modern yang efisien. Peningkatan produktivitas tidak hanya akan menjamin ketersediaan pangan di tingkat lokal, tetapi juga memperkuat posisi Sulsel sebagai pemasok utama bagi provinsi lain. Lebih dari itu, program ini berpotensi meningkatkan pendapatan petani secara signifikan, mengurangi angka kemiskinan di pedesaan, serta menciptakan peluang kerja baru bagi kaum muda yang selama ini cenderung urbanisasi mencari pekerjaan di perkotaan. Inilah ‘dampak’ langsung yang diharapkan bagi masyarakat Sulawesi Selatan: stabilitas ekonomi, ketahanan pangan, dan keberlanjutan sektor pertanian.

Sebagai contoh, di Kabupaten Wajo, yang dikenal sebagai salah satu lumbung padi terbesar, adopsi teknologi irigasi tetes atau sistem tanam presisi yang diinisiasi oleh brigade milenial dapat mengurangi penggunaan air secara drastis, sebuah keuntungan besar di tengah ancaman krisis air. Di sisi lain, di Pinrang, yang juga memiliki area pertanian luas, penerapan pertanian berbasis data (data-driven farming) akan membantu petani mengoptimalkan penggunaan pupuk dan pestisida, mengurangi biaya produksi dan dampak lingkungan.

Tantangan dan Prospek Berkelanjutan

Meskipun optimisme membayangi, sejumlah tantangan tetap perlu diantisipasi dan diatasi. Keberlanjutan program ini sangat bergantung pada komitmen pemerintah daerah dan pusat, serta kemampuan adaptasi petani milenial terhadap inovasi. Isu pendanaan berkelanjutan, akses terhadap pasar yang adil bagi produk petani, serta pengembangan infrastruktur pendukung seperti fasilitas pascapanen dan jaringan logistik, menjadi krusial. Selain itu, aspek edukasi dan pelatihan berkelanjutan bagi pendamping dan anggota brigade harus terus ditingkatkan, mengingat pesatnya perkembangan teknologi pertanian.

Penyelarasan kebijakan antara sektor pertanian dengan sektor lain, seperti pendidikan dan industri, juga penting untuk menciptakan ekosistem pertanian yang kuat. Keterlibatan lembaga keuangan dalam memberikan akses permodalan yang terjangkau bagi petani milenial adalah prasyarat untuk pertumbuhan. Jika tantangan ini dapat diatasi, masa depan pertanian yang berkelanjutan dan sejahtera di Sulawesi Selatan bukan lagi sekadar impian, melainkan sebuah realitas yang dapat dicapai.

Kesimpulan

Program Brigade Swasembada Pangan di Sulawesi Selatan merupakan upaya monumental untuk mengamankan ketahanan pangan nasional melalui pemberdayaan petani milenial dan adopsi teknologi. Dengan fokus pada kabupaten-kabupaten produsen utama, program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan produktivitas, tetapi juga merevitalisasi sektor pertanian, membuatnya lebih menarik dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Keberhasilan inisiatif ini akan menjadi tolok ukur penting bagi model pembangunan pertanian di Indonesia, membuktikan bahwa dengan inovasi, kolaborasi, dan semangat juang generasi muda, mimpi swasembada pangan di negeri ini dapat terwujud, menjadikan Sulawesi Selatan sebagai contoh nyata transformasi pertanian yang berdaya saing global.

BACA JUGA:

Bandara Sultan Hasanuddin Perketat Pengamanan Nataru 2025/2026

BMKG Peringatkan Sulsel: Hujan Lebat, Ancaman Banjir & Longsor Hari Ini

Pemprov Sulsel: Juara Keterbukaan Informasi, Transparansi Pangan Warga

Kembali Kokoh: Gedung DPRD Sulsel & Makassar Dibangun Ulang

Banjir Sumatra: Opsi Relokasi Korban Menjadi Prioritas Utama Pemerintah

Tags: Andi Amran SulaimanInovasi PertanianKementanKementerian Pertanianketahanan panganPertanian ModernPertanian Sulawesi SelatanPetani MilenialPolbangtan GowaSulawesi SelatanSwasembada PanganTeknologi Pertanian
Share16Tweet10Send
Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger Diskon Referral 20% Cloud Professional Hostinger

ARTIKEL TERKAIT

img 1766025443 d3931bcae8b32a2f

Bandara Sultan Hasanuddin Perketat Pengamanan Nataru 2025/2026

18/12/2025
img 1766025503 54b8c50c0d374722

Malam Tahun Baru Makassar-Bulukumba: Konvoi & Kembang Api Dilarang

18/12/2025
img 1765927734 afb170827d1daed3

BMKG Peringatkan Sulsel: Hujan Lebat, Ancaman Banjir & Longsor Hari Ini

17/12/2025
img 1765927792 1b1591d1c74a9f30

Tahun Baru 2026: Makassar Imbau Perayaan Sederhana

17/12/2025
img 1765883284 442d29f2c3357fe5

Waspada Sulsel: Hujan Lebat Mengintai, Ini Prediksi BMKG

16/12/2025
img 1765883562 8671799ab41f98a5

Pemprov Sulsel: Juara Keterbukaan Informasi, Transparansi Pangan Warga

16/12/2025
img 1765883697 18c33ba5d6125fa6

Kebakaran di Jalan Gatot Subroto tadi Sore: Fakta, Dampak, & Pencegahan

16/12/2025
img 1765883624 ac3867ac9b770fda

Kecelakaan di Jalan Bawakaraeng: Peringatan untuk Pengendara di Makassar

16/12/2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

I agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.

TERPOPULER-SEPEKAN

  • img 1765443169 47a1c7497e177018

    Pajak Donasi Bencana? Begini Fakta Terbaru Bansos Diaspora

    552 shares
    Share 221 Tweet 138
  • UPDATE Banjir Bandang dan Longsor Sumatra: 995 Tewas, 226 Hilang Saat Evakuasi Berlanjut

    78 shares
    Share 31 Tweet 20
  • Bantuan 30 Ton Beras UEA Dikembalikan ke Asal, Ini Alasan Wali Kota Medan

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • 10 Model Rambut Pria yang Cocok Untuk Menutupi Pipi Chubby 💈✂️

    3731 shares
    Share 1492 Tweet 933
  • Bantuan Banjir Aceh Menumpuk: Viral Warganet Ungkap Sebagian Birokrasi Lumpuhkan Donasi

    38 shares
    Share 15 Tweet 10
  • Komet Antarbintang Dekati Bumi: Momen Langka 19 Desember 2025

    24 shares
    Share 10 Tweet 6
  • Kembali Kokoh: Gedung DPRD Sulsel & Makassar Dibangun Ulang

    22 shares
    Share 9 Tweet 6
  • Drone Ilegal Picu Serangan WNA Cina ke TNI di Ketapang

    21 shares
    Share 8 Tweet 5
  • Harga Kopra Sulawesi Bergerak Liar: Petani Kelapa Terjepit, Hilirisasi Jadi Harapan

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • Darah di Menorah dan Keberanian Ahmed: Saat Penjual Buah Muslim Menjadi Perisai Hanukkah di Bondi

    19 shares
    Share 8 Tweet 5
Unduh Buku Saku “SIAGA BENCANA” dari BNPB

Unduh Buku Saku “SIAGA BENCANA” dari BNPB

02/11/2023

Buku saku siaga bencana ini tidak menjamin keselamatan Anda. Namun, memberikan pedoman secara umum untuk kesiapsiagaan.

Read moreDetails

WARTAKITA

Keseimbangan Hidup Optimal: Menjaga Kesehatan dari Dalam dan Luar
Gaya Hidup

Keseimbangan Hidup Optimal: Menjaga Kesehatan dari Dalam dan Luar

24/11/2025
Bosan Jomblo atau Hubungan Terasa Hambar? Pikat dengan 4 Parfum “Date Night” Menggoda Ini
Fashion & Kecantikan

Bosan Jomblo atau Hubungan Terasa Hambar? Pikat dengan 4 Parfum “Date Night” Menggoda Ini

29/11/2025
Vespa Primavera vs. Sprint 2025: Dua Jiwa, Satu Mesin, Pilihan Anda?
Otomotif

Vespa Primavera vs. Sprint 2025: Dua Jiwa, Satu Mesin, Pilihan Anda?

30/11/2025
Kenapa Parfum Anda Tidak Meninggalkan Kesan? (Dan Cara Mengatasinya)
Fashion & Kecantikan

Kenapa Parfum Anda Tidak Meninggalkan Kesan? (Dan Cara Mengatasinya)

16/11/2025
img 1764471350 26f1c112a772ad44.jpg
Fashion & Kecantikan

Azzaro The Most Wanted: Parfum Pria yang Memikat dengan Aroma Melenakan

14/12/2025
Ancaman Mogok Akibat Aki Lemah di Musim Hujan: Kenapa Perawatan Mandiri Mobil LCGC Jadi Krusial?
Otomotif

Ancaman Mogok Akibat Aki Lemah di Musim Hujan: Kenapa Perawatan Mandiri Mobil LCGC Jadi Krusial?

16/11/2025
Jeda di Tengah Badai: Tiga Kompas Batin untuk Mengarungi Gelombang Hidup
Gaya Hidup

Jeda di Tengah Badai: Tiga Kompas Batin untuk Mengarungi Gelombang Hidup

20/11/2025
Ingin Rambut ‘Badai’ ala Jisoo Tapi Budget Terbatas? Ini 3 Alternatif Hair Styler Canggih Mulai 300 Ribuan!
Fashion & Kecantikan

Ingin Rambut ‘Badai’ ala Jisoo Tapi Budget Terbatas? Ini 3 Alternatif Hair Styler Canggih Mulai 300 Ribuan!

29/11/2025
Hacker Gunakan AI Claude Code untuk Serangan Otonomus
Gadget

Hacker Gunakan AI Claude Code untuk Serangan Otonomus

14/11/2025
Smoothing vs Rebonding vs Keratin: Mana yang Terbaik untuk Rambutmu?
Fashion & Kecantikan

Smoothing vs Rebonding vs Keratin: Mana yang Terbaik untuk Rambutmu?

16/11/2025
Ingin Dihormati di Kantor? Ini 4 “Power Scent” Pria & Wanita yang Bikin Aura Anda Seperti CEO
Fashion & Kecantikan

Ingin Dihormati di Kantor? Ini 4 “Power Scent” Pria & Wanita yang Bikin Aura Anda Seperti CEO

29/11/2025
Aroma Kopi Pagi Anda, Tetap Hangat Sempurna Hingga Siang
Gaya Hidup

Aroma Kopi Pagi Anda, Tetap Hangat Sempurna Hingga Siang

06/12/2025
tips keselamatan saat gempa bumi
Alam dan Lingkungan Hidup

Tips Keselamatan Saat Gempa Bumi

23/12/2015

Gempa bumi tidak seperti kejadian alam lainnya yang masih bisa diprediksi jauh-jauh hari dengan lebih akurat.

Read moreDetails
  • beranda
  • kontak
  • layanan
  • beriklan
  • privasi
  • perihal

©2021 wartakita media

  • Login
No Result
View All Result
  • 🏠
  • ALAM
  • WARTA
    • PEMBELAJARAN
    • HUKUM
    • NUSANTARA
    • OLAHRAGA
    • TEKNOLOGI
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SEPAK BOLA
    • #CEKFAKTA
  • GAYA
  • MAKASSAR
  • TEKNOLOGI
  • KONTAK
    • Mari Bermitra
    • Tentang Wartakita
    • Tim Redaksi
    • Kebijakan Privasi
    • TRAKTIR KOPI

©2021 wartakita media

wartakita.id menggunakan cookies tanpa mengorbankan privasi pengunjung.