Komet SWAN pertama kali ditemukan pada 10 April 2020 oleh seorang astronom amatir asal Australia bernama Michael Mattiazzo. Komet ditemukan tatkala Mattiazzo melihat hasil pengamatan kamera SWAN yang terpasang di satelit SOHO, yakni satelit milik European Space Agency (ESA) dan National Aeronautics and Space Administration (NASA) yang digunakan untuk mengamati Matahari selama 24 jam.
Mattiazzo tak sengaja menemukannya saat membandingkan 17 foto yang diperoleh kamera SWAN dari 25 Maret hingga 11 April 2020. Komet itu kemudian diberi nama resmi C/2020 F8 atau SWAN, menurut penjelasan Observatorium Bosscha.
Walau baru ditemukan, komet SWAN menjadi hit di kalangan astronom. Komet ini disebut-sebut sebagai komet terbaik dengan pijaran warna hijau yang mengelilinginya, dan ekor berwarna biru.
Menurut astrophotographer Damian Peach, batuan luar angkasa bercahaya itu memiliki ekor indah dari debu dan gas terionisasi. “Dia memiliki ekor yang panjang. Ini adalah komet terbaik yang pernah saya lihat dalam beberapa tahun!” Ujarnya seperti yang dikutip Express.co.uk.
Kita bisa melihatnya pada dini hari pada malam 12 Mei hingga 13 Mei mulai dari pukul 05.00 hingga 05.45 WIB atau sebelum matahari terbit, melintas dari jarak sekitar 0,56 unit astronomi atau lebih dari setengah jarak ke Matahari. Komunitas Astronomi Universitas Lancaster mencuit: “Komet SWAN @ c2020f8 bisa terlihat dengan mata telanjang!
Jika mengamati dari pinggiran kota atau di lokasi minim polusi cahaya tanpa gedung tinggi yang menghalangi pandangan hingga dua puluh derajat dari lokasi pengamatan, kamu bisa mengamatinya dengan mata telanjang atau menggunakan kamera DSLR. Caranya, arahkan kamera ke Timur dengan ketinggian antara 30 hingga 10 derajat, lalu ambil foto dengan ISO tinggi dan waktu bukaan sekitar 30 detik.
Ekor komet semakin memanjang seiring mendekatnya komet ke Matahari. Namun karena jarak komet dan matahari semakin dekat, maka kecerahan komet akan semakin sulit dilihat jika menggunakan mata telanjang.
Keindahan dari komet SWAN ternyata bukan isapan jempol belaka, sebab kamera NASA berhasil mengabadikan detik-detik komet tersebut melintas dekat Bumi. Video NASA yang memperlihatkan bagaimana komet SWAN mengeluarkan cahaya biru kehijauan itu lantas diunggah oleh Unggul Satrio Yudhotomo, Kepala Subbagian Komunikasi Edukasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), di akun Facebook miliknya.
Cahaya itu memanjang seperti ekor dengan titik terang di pusatnya. Hal inilah yang menyebabkan komet lebih dikenal dengan sebutan bintang berekor kendati sama sekali bukan bintang. Adapun gambar diambil pada 8 Mei 2020 oleh NASA.
Komet SWAN sendiri tidak bersifat periodik seperti komet Halley yang muncul setiap 76 tahun sekali. Cahaya komet diprediksi bakal mencapai 6 magnitudo di pertengahan Mei, tepatnya 13 Mei 2020. Artinya penampakan komet SWAN bisa dilihat dengan mata telanjang dengan syarat harus berada di tempat yang lebih gelap, jauh dari polusi cahaya, dan horison Timur yang tidak terhalang bangunan atau pohon.
Komet adalah batuan kecil di tata surya yang diselimuti es. Ia akan melepaskan debu dan gas yang tampak seperti ekor saat mendekati Matahari. Tidak semua komet memiliki ekor yang panjang. Para pemburu komet biasanya mencari komet pada saat fajar atau senja di sekitar Matahari terbit dan terbenam menggunakan binokuler atau teleskop.