Wartakita,Luwu Utara – Ribuan warga terendam banjir 6 kecamatan di Luwu Utara Sulawesi Selatan sejak rabu malam lalu masih bertahan di rumah masing masing dan khawatir akan terjadi banjir susulan akibat masih terjadi hujan deras pada sore hingga malam hari.
Badan penanggulangan bencana daerah BPBD Luwu Utara terbentur dengan habisnya anggaran untuk menangani korban banjir yang sudah terpakai selama 6 kali banjir di daerah tersebut sejak bulan Februari hingga April bulan ini akibatnya pihak pemerintah daerah tidak melakukan distribusi logistik berupa sembako kepada warga.
Kepala BPBD Luwu Utara Andi Eviana menyebutkan bahwa pihaknya berharap bantuan dari pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah pusat.
“Bantuan kepada warga masyarakat yang terdampak ini, belum bisa kita akomodir karena anggaran APBD melalui BPBD sudah habis, namun kita berharap pada pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah pusat,” terangnya.
Sementara itu sejumlah sekolah dienam kecamatan tersebut terpaksa diliburkan akibat terendam banjir.
Seperti di sekolah SMP AL-IRSYAD air masih tergenang di dalam ruang kelas dan lumpur tanah masih menggenangi sekolah. Salah seorang pembina siswa di sekolah tersebut, Syamsir mengatakan bahwa sekolah terpaksa diliburkan karena kondisi air disertai lumpur masih menggenang.
“Untuk sementar dengan melihat kondisi air masih tinggi sehingga anak anak itu kita khawatirkan kalau ada yang saling dorong apalagi kalau melintas dekat dengan sungai, yang membahayakan sehingga kita liburkan,” ujarnya.
Enam kecamatan yang terendam banjir masing kecamatan Sabbang, kecamatan Baebunta, kecamatan Sukamaju, kecamatan Mappideceng, kecamatan Malangke dan kecamatan Malangke Barat.
Badan penanggulangan bencana daerah BPBD Luwu Utara merilis sebanyak 17 ribu rumah warga di 27 desa yang dilanda banjir akibat banjir kerugian ditaksir hingga 50 miliar rupiah. (Amir/Jurnalis Warga)