Kasus ini pertama kali dilaporkan ProMed, database pengawasan besar yang memantau wabah penyakit, yang memperingatkan akan adanya epidemi ‘pneumonia yang tidak terdiagnosis’ pada anak-anak.
Melansir situs berita Taiwan FTV News, anak-anak tersebut dibawa ke rumah sakit di Beijing dan Liaoning. Gejala yang dikeluhkan termasuk demam tinggi dan radang paru-paru, tetapi tidak ada batuk.
Tidak batuk dan tidak menunjukkan gejala. Mereka hanya mengalami suhu tinggi dan banyak yang mengembangkan bintil paru
WHO mengatakan pihaknya telah melakukan kontak dengan para dokter dan ilmuwan melalui kemitraan teknis dan jaringan yang ada di China. Pihaknya mengatakan bahwa secara rutin telah meminta informasi mengenai peningkatan penyakit pernafasan dan laporan kelompok pneumonia pada anak-anak dari negara-negara anggota, seperti China.
WHO mengeluarkan pernyataan mengenai China untuk membagikan informasi yang tersedia, karena mereka menerima sejumlah pertanyaan tentang hal tersebut dari media.
Pneumonia yang tidak terdiagnosis tidak disebutkan pada konferensi pers, namun salah satu pembicara mengatakan semua orang merasa ada peningkatan penyakit pernapasan pada tahun ini dibandingkan dengan 3 tahun lalu.
Sementara itu, pemantauan global terhadap Mycoplasma pneumoniae berada pada titik terendah selama 3 tahun terakhir dan wabah ini bersifat siklus, terjadi setiap 3 hingga 7 tahun.
Data menunjukkan peningkatan ini terkait dengan pencabutan pembatasan Covid-19 serta peredaran patogen yang diketahui seperti Mycoplasma pneumoniae, yaitu infeksi bakteri umum yang biasanya menyerang anak-anak dan telah beredar sejak bulan Mei lalu.
Influenza, virus pernapasan syncytial (RSV) dan adenovirus telah beredar sejak Oktober lalu.