Bandung – Peneliti klimatologi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Erma Yulihastin mengatakan ada potensi banjir besar di Jakarta pada pertengahan Januari 2021.
Potensi itu disertai hujan ekstrem dinihari seperti yang pernah terjadi dan memicu banjir pada awal tahun ini. Erma membuat prediksi itu berdasarkan pengamatannya terhadap seruak angin yang kuat dari Laut Cina Selatan atau disebut CENS (Cross Equatorial Northerly Surge).
Potensi banjir besar disebutnya terjadi pada periode 11-20 Januari dan telah disampaikannya dalam forum pembahasan persiapan banjir Jakarta yang dipimpin BPBD Jakarta dua pekan lalu. Kekuatan aliran CENS, Erma menerangkan, bisa mencapai lebih dari 10 meter per detik di wilayah Jakarta dan sekitarnya. “Diprediksi menguat dan memanjang hingga mencapai seluruh wilayah di Jawa bagian barat dan tengah,” katanya lewat keterangan tertulis, Senin 19 Oktober 2020.
Penguatan CENS telah menjadi obyek penelitian sebelumnya dan didapati bisa memperkuat monsun musim dingin Asia yang berperan dalam pembentukan hujan di wilayah Indonesia periode November–Maret.
Sejumlah banjir besar di Jakarta dan sekitarnya pada 2002, 2007, 2014, dan 2019 tak lepas dari pengaruh angin dingin itu lewat hujan persisten yang dipicunya. Aliran angin yang sama berada di balik fenomena hujan lebat dinihari di Jakarta dan sekitarnya. Ini yang menyebabkan banjir besar di wilayah Bekasi pada awal 2020.
Menurut Erma, hujan lebat di darat yang terjadi pada dinihari merupakan kejadian ekstrem dan menunjukkan suatu penyimpangan fenomena hujan diurnal atau harian. “Karena seharusnya hujan pada tengah malam hingga dinihari terjadi di tengah laut,” kata peneliti di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer LAPAN itu.
Hujan dinihari hanya bisa dibangkitkan oleh angin permukaan yang sangat kuat dan bersifat lembap karena membawa serta uap air dalam jumlah sangat banyak. Angin itu, berdasarkan riset Erma, mampu mendorong dan menggeser pusat konveksi udara yang terjadi di tengah lautan jadi mendekati wilayah pesisir.
Kondisi itu dapat mengakibatkan hujan ekstrem dan persisten selama berjam-jam sejak tengah malam hingga pagi, persis seperti yang terjadi pada 1 Januari 2020 di pesisir utara Jawa bagian barat.
Erma mendesak para pemangku kepentingan di Jakarta dan sekitarnya, juga pemerintah pusat, mengambil tindakan strategis dan taktis terhadap potensi banjir besar Januari mendatang. “Apalagi kondisi saat ini diperparah dengan fenomena La Nina moderat sejak Oktober 2020 dan diprediksi hingga Maret 2021,” ujarnya.