Pada suatu hari di Proteccion, sebuah kotamadya di Honduras yang berpenduduk 14.272 jiwa, terjadi sebuah peristiwa yang mengguncang hati banyak orang. Sebuah keluarga yang baru saja kehilangan bayinya yang baru berusia tiga bulan karena demam parah, mendengar kabar yang mengejutkan. Empat hari setelah pemakaman, seseorang mendengar tangisan bayi dari makam tersebut.
Proteccion adalah kotamadya yang didirikan pada tahun 1880 dan sebagian besar penduduknya adalah anak-anak dan remaja. Namun, pada hari itu, seluruh kota diguncang oleh berita tentang tangisan misterius dari makam bayi tersebut.
Keluarga bayi tersebut, yang masih berduka, tiba-tiba merasakan harapan akan keajaiban. Mereka memutuskan untuk membongkar makam dan memeriksa bayinya. Sayangnya, tidak ada tanda-tanda kehidupan pada bayi tersebut.
Diperkirakan bayi tersebut menderita katalepsi, sebuah kelainan neurologis yang menyebabkan kekakuan otot dan hilangnya kemampuan sementara untuk merespons rangsangan eksternal atau bergerak. Katalepsi jarang terjadi dan bisa juga merupakan gejala penyakit seperti Parkinson atau epilepsi.
Peristiwa serupa juga terjadi di Desa Tolotangga, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Sebuah makam milik pria bernama Ahmad dibongkar karena suara misterius. Warga setempat curiga dengan dentuman dari kuburan Ahmad. Namun setelah membongkar makam tersebut, warga tidak menemukan apa-apa.
Kedua peristiwa ini mengingatkan kita bahwa misteri masih ada di sekitar kita. Meski kadang menyakitkan, mereka juga menjadi pengingat akan kehidupan dan kematian, serta misteri yang belum kita pahami sepenuhnya.