Wartakita, SINJAI – Tepat pukul 15.00 (WITA) kami berangkat menuju Kabupaten Sinjai menggunakan angkutan umum antar kota dari terminal Parangtambung Makassar untuk melihat tempat-tempat wisata di sana. Menempuh perjalanan 7 jam melewati 5 kabupaten (Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba).
Sekitar ±220 km dari Kota Makassar, kami tiba sekitar pukul 10 malam di Hotel Sinjai, “Selamat malam pak, ada yang bisa kami bantu?” Ramah salah satu pegawai hotel bertanya. Kami ingin menginap malam ini, benar kamar kami sudah dipesankan oleh seorang sahabat di kota Sinjai. Malam ini belum ada agenda liputan, ingin segera istirahat hilangkan penat.
Pagi itu kami dibangunkan oleh pegawai hotel untuk sarapan, perjalanan kemarin cukup melelahkan, enggan bangkit dari kasur, namun keindahan obyek wisata di kota Sinjai sudah menunggu kami. Usai sarapan sahabat yang memesankan kamar mengajak kami mengelilingi kota Sinjai, kak Dewi.
Desa Tongke-tongke adalah destinasi pertama yang akan kita kunjungi, merupakan tempat wisata Mangrove di Kabupaten Sinjai. Tempat yang indah dan terawat, bersih dan aman adalah gambaran kami untuk lokasi wisata Tongke-Tongke. Mangrove yang menjulang tinggi itu adalah Mangrove yang berusia kurang lebih 20 tahun, tetap terjaga dan lestari beberapa generasi.
Dengan menggunakan Speed Boat kami melanjutkan perjalanan dari desa tongke-tongke menuju salah satu gugusan pulau Sembilan yaitu pulai Larea-rea, pulau yang paling kecil diantara delapan pulau lainnya (Lohe, Lalliang, Kambuno, Kodingareng, Batanglampe, Kanalo 1, Kanalo 2, Lapopoi).
Pulau Larea-rea adalah pulau tak berpenghuni yang indah dengan hamparan pasir pantai dan laut yang bersih. Mungkin belum banyak yang tahu ada tempat wisata seindah ini di Sinjai, di akhir pekan hanya ada kami di sini.
Sekitar 20 menit lamanya perjalanan dengan speedboat dari desa Tongke-Tongke lokasi hutan mangrove menuju pulau Larea-rea. Terumbu karang yang begitu indah terlihat di bawah air laut yang jernih di sisi pulau serta tebing-tebing yang menjulang terlihat begitu indah. Kepenatan menempuh perjalanan darat hilang sudah. Pulau wisata Larea-rea menawarkan pemandangan dan atmosfir berbeda dengan pulau wisata lainnya yang pernah kami kunjungi. Kami masih ingin berlama-lama namun harus segera kembali ke dermaga desa Tongke-tongke untuk mengunjungi tempat wisata lainnya di Kabupaten Sinjai.
Destinasi selanjutnya yang kami kunjungi adalah Benteng Balangnipa, benteng yang masih berdiri kokoh di kelurahan Balangnipa Kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai berjarak sekitar 1 km dari pusat kota dan merupakan salah satu dari tiga benteng terbesar di Sulawesi Selatan mendampingi Fort Rotterdam di Makassar dan Benteng Somba Opu di Gowa.
Pada tahun 1864 Benteng Balangnipa direnovasi oleh Belanda diberi sentuhan arsitektur gaya Victoria dan selesai pada tahun 1898. Bentuk ini yang bertahan sampai sekarang tapi tetap memiliki struktur yang sama. Sisi utara dengan luas 49,45 m, sisi barat 49,10 m, sisi selatan 30,47 m, sisi timur 49,27 m. ketebalan dinding 0,50 m. Pintu Benteng memiliki lebar pintu utama 4 m dengan 2 daun pintu dimana pada terusan pintu terdapat terowongan menuju dalam Benteng. Renovasi yang menghilangkan ciri bangunan tradisional Bugis-Makassar.
Pada sisi terowongan terdapat ruang tahanan. Bastion adalah sudut-sudut Benteng yang terletak di barat laut, barat daya, tenggara dan timur laut. Di dalam Benteng terdapat beberapa bangunan yang terdiri dari 2 buah dapur, 3 buah rumah, 1 bangunan bekas tempat Mesiu dan 4 buah sumur. Di bawah Bastion tepatnya pada tangga melingkar tempat pengintaian terdapat sel yang merupakan saksi penyiksaan para pejuang terdahulu.
Selanjutnya kami menuju tempat Wisata kuliner Kabupaten Sinjai yaitu Lingkar Lappa yang merupakan tempat wisata Andalan, lokasinya di kecamatan Sinjai utara, sekitar 10 menit dari benteng.
Akhirnya disinilah kami menemukan panorama dan suasana yang begitu keren, makan dan menikmati pemandangan laut. Sungguh terbayar perjalanan sehari dengan diakhiri Menikmati makanan di pinggir laut. Malampun tiba, kamipun memutuskan untuk pulang ke hotel untuk istirahat untuk melanjutkan perjalanan esok hari di tempat wisata lainnya.
Suara Azan subuh membangunkan kami, pertanda pagi hari ini menyambut kami dengan indah. Setelah sholat subuh kami bergegas menuju destinasi selanjutnya yaitu tempat wisata Batupake Gojeng yang biasanya orang-orang menyebutnya Gojeng, Tempat yang menawarkan keindahan Sunrise, jikalau ingin menukmati sunrise di kab. Sinjai inilah tempat yang tepat.
Dataran tinggi yang keren, tak butuh waktu lama untuk menjangkau tempat ini, hanya 5 menit dari Hotel Sinjai menggunakan sepeda motor. Berbagai macam batu purbakala yang ada merupakan bukti kalau tempat ini adalah saksi besarnya kerajaan yang ada di Sinjai. Dahulunya ada ayunan digantung di pohon yang digunakan anak-anak untuk berayun atau maggojeng-gojeng dalam bahasa daerah Sinjai.
Kata penjaga tempat wisata gojeng Luas tanah di Gojeng sekitar 2,5 hektar dan ada sebagian wilayah yg diberi pagar agar pengunjung tidak merusak, yaitu bagian yg terdapat kuburan Baso Batupake dan istrinya Bunga.
Menurut Anto Samad (perawat taman gojeng) merekalah yang memiliki tempat ini. Ramai disaat hari libur, karena tempat ini merupakan salah satu tempat wisata di sinjai yg ramai dikunjungi warga, baik dari dalam maupun luar Sinjai, selain untuk berwisata purbakala tempat ini juga sejuk dan rindang karena banyaknya pepohonan yang menjulang tinggi.
Kami akan bertolak kembali ke Makassar sepulang dari Batupake Gojeng. Sinjai telah memberikan banyak cerita dan pengalaman yang membekas di hati. Disambut dan dijamu dengan baik oleh salah seorang kawan yang saat ini menjabat di Dinas Pariwisata bidang Infokom. Terima Kasih atas waktu dan kesempatan ini, kami pasti akan kembali untuk mejelajahi tempat lainnya di lain waktu. (Foto & artikel : ER)