Banjir yang terjadi di Luwu Utara Sulawesi Selatan kini meluas hingga enam kecamatan jumat pagi tadi akibat intensitas hujan yang turun terus menerus membuat sungai rongkong meluap dan merendam ruas, jalan, permukiman, lahan pertanian, dan tambak warga.
Enam kecamatan tersebut masing masing kecamatan sabbang, kecamatan Baebunta, kecamatan Sukamaju, kecamatan Mappideceng, kecamatan Malangke dan kecamatan Malangke Barat. Dari enam kecamatan tersebut sebanyak 27 desa yang terendam. Kondisi terparah saat ini dialami desa Kalitata dan desa Cenning kecamatan Malangke Barat. Banjir tersebut rata-rata setinggi 80 sentimeter, aktivitas wargapun lumpuh.
Warga yang berada di rumah yang sedikit tinggi mulai membersihkan rumah mereka dari lumpur, sementara rumah warga yang masih terendam aktivitas masih didalam rumah karena warga masih enggan meninggalkan rumah mereka. Saat ini warga mulai krisis air dikarenakan sumber air mereka masih terendam banjir.
Menurut warga di desa Cenning, Najemiah, mengatakan bahwa jika banjir terjadi semua warga mengalami krisis air dan susah mendapatkannya.
“ Untuk mendapatkan air bersih yang hanya digunakan untuk makan dan minum harus berjalan hingga 700 meter itupun harus antri dengan warga lain, di sumur yang dibangun oleh BPBD, “ ungkapnya.
Kepala badan penanggulangan bencana daerah (bpbd) Luwu Utara, Andi Eviana, merilis sebanyak 17 ribu rumah warga di 27 desa yang terdampak banjir tersebut mencapai kerugian hingga 50 miliar rupiah.
“Selain rumah warga yang terdampak banjir sebanyak 17 ribu kk, juga merusak areal perkebunan, pertanian, tambak dengan taksiran 50 miliar rupiah,” jelasnya. (Amir/Jurnalist WArga)