Beberapa pedagang mobil bekas mengeluhkan susahnya menjual mobil listrik bekas, terutama model-model dengan harga baru yang terjangkau seperti Wuling Air ev.
Peter, owner lapak mobil di bursa mobil bekas WTC Mangga Dua, mengungkapkan kesulitannya menjual kembali mobil listrik bekas yang ia miliki.
“Katakan seperti mobil listrik sebelumnya, Air ev lagi banyak di pasaran (mobil bekas), dia keluarin Binguo. Saya pun kesusahan buat jual Wuling Air ev,” jelasnya.
Cepatnya pertambahan model mobil listrik membuat konsumen menahan diri untuk membeli mobil bekas, sehingga populasinya masih sedikit dan pilihan yang tersedia pun terbatas.
Saat ini, Peter memiliki satu unit Wuling Air ev tipe long range lansiran 2022 dengan odometer dua ribu kilometer, yang dijual dengan harga Rp 193 juta untuk kredit dan Rp 210 juta untuk tunai.
Unit ini sudah berada di showroom selama 50 hari, padahal normalnya mobil fast moving terjual dalam waktu 10 hingga 30 hari. Untuk mempercepat penjualan, Peter memberikan potongan harga.
Senada dengan Peter, Zulkifli Zaelani dari Showroom Netmobil 99 juga menghadapi tantangan serupa. Ia menyebutkan bahwa unit Wuling Air ev bekas di showroom-nya sudah dua bulan belum terjual.
Netmobil menawarkan Wuling Air ev tipe long range tahun 2023 dengan odometer 10 ribu km dengan harga tunai Rp 220 juta, nego, dan Rp 190 juta untuk kredit. Dia berharap unit tersebut bisa terjual dalam sebulan, meskipun dengan keuntungan yang sedikit.
Kesulitan ini menunjukkan bahwa meskipun pasar mobil listrik baru mulai berkembang, pasar mobil listrik bekas masih menghadapi tantangan tersendiri.
Sebagian penyebabnya menurut para pedagang mobil bekas, dikarenakan perubahan dan inovasi dalam model mobil listrik yang masih pesat, serta penetrasi mobil listrik di pasaran.