Wartakita.id MAKASSAR – Warga Eks Gafatar asal Sulawesi Selatan telah tiba di Pelabuhan Makassar hari ini, Rabu 27 Januari 2016 sekitar pukul 20.00 WITA dengan menumpang KM Bukit Siguntang dari Pelabuhan Balikpapan Kalimantan Timur .
Diantara penumpang yang akan turun terdapat 232 orang warga Eks GAFATAR (Gerakan Fajar Nusantara) yang terdiri dari 68 KK dan berasal dari 9 daerah di Provinsi Sulawesi Selatan dengan rincian :
- Kota Makassar : 172 orang ( 52 KK )
- Kabupaten Maros : 5 orang ( 1 KK )
- Kabupaten Takalar : 4 orang ( 1 KK )
- Kabupaten Pinrang : 10 orang ( 2 KK )
- Kabupaten Sinjai : 15 orang ( 3 KK )
- Kabupaten Bantaeng : 3 orang ( 1 KK )
- Kabupaten Enrekang : 14 orang ( 3 KK )
- Kabupaten Gowa : 4 orang ( 1 KK )
- Kabupaten Luwu : 4 orang ( 1 KK )
Warga Eks Gafatar Provinsi Sulsel yang akan tiba di Pelabuhan Makassar akan dijemput oleh beberapa Instansi Pemerintahan diantaranya Kepala Dinas Sosial Prov Sulsel, Kadis Perhubungan , Kakanwil Agama Sulsel, Kepala Kesbang Prov Sulsel
Untuk selanjutnya warga Eks Gafatar akan dibawa ke Penampungan sementara di Asrama Haji Sudiang dengan menggunakan 5 (lima ) unit bus yang disiapkan oleh Pemprov Sulawesi Selatan.
[su_slider source=”media: 6490,6488,6487,6491,6484,6486,6485″ link=”image” width=”728″ height=”480″ title=”no” pages=”no”]
Abdul Hafid (67) masih berharap anaknya Hasrini Hafid (30) yang diduga bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) berada di antara rombongan yang datang hari ini. Sebelumnya, Hasrini yang merupakan putri kedua Abdul Hafid menghilang bersama suaminya Abdul Kadri (30) dan dua anaknya Abiyan (2) dan Berlian (7 bulan) serta pengasuh anaknya bernama Ratih, (30).
Mereka hilang sejak akhir Oktober 2015 lalu dan hingga kini tak pernah lagi ada kontak dengan kedua orangtuanya.
“Saya lihat banyak anggota Gafatar yang diusir dari Kalimantan dan akan dikembalikan ke daerah masing-masing, saya berharap ada anak saya di sana,” kata Abdul Hafid Sabtu (23/1/2016).
Abdul Hafid menambahkan jika memang anaknya kembali, ia menginginkan anaknya insyaf terlebih dahulu bersama keluarganya.
“Pintu rumah selalu terbuka untuk mereka tapi saya ingin mereka insyaf dan bertobat terlebih dahulu,” kata Abdul Hafid yang kesehariannya sebagai Imam Masjid di Makassar ini.
Hingga hari ini, ratusan eks Gafatar dikembalikan ke kampung halaman masing-masing setelah mereka diusir dan rumahnya dibakar di Kalimantan Barat. (Gun)